Senin, 27 Juni 2011

Alarm Manusiaquw


I meet him in mig33. Mig33 itu suatu wadah buat chating. Awalnya memang tujuanku buat account di mig33 Cuma pengen punya teman seluas samudra, just wanna share something, about life, about everything. Sebenarnya banyak sekali room room yang aku kunjungi, diantaranya ada yang room tentang anak anak muda, ada juga room yang isinya orang bule. Tapi tidak semuanya bule, Cuma yang mendominasi, bule dari India, Pakistan, Nepal, dan beberapa Negara lainnya. Akupun sempat berkenalan dengan beberapa bule, mulai dari India, Pakistan, Nepal, Arab Saudi. Sebenarnya, tujuanku gabungan di room yang isinya orang bule itu Cuma melatih conversationku dan melatih bahasa Inggrisku supaya tidak lupa. Barang kali, sapa tau ada pengiriman delegasi ke Luar Negeri (wkwkwk.. ngarep ). Semua hal yang aku lakukan sebenarnya punya alasan, dan tidak sekedar main main, chating chating yang gak penting.
Setelah aku sering masuk ke berbagai room, yang kesemua itu sepertinya datar, seperti tidak ada manfaatnya. Akhirnya aku mencoba masuk ke room yang selalu membahas tentang masalah masalah yang berkenaan dengan agama Islam. Nama roomnya “Islam Paradise”. Nah, disitulah aku seperti mendapat siraman rohani, meskipun terkadang sedikit gak jelas yang ngasi penjelasan apakah bener bener mengerti, ataukah hanya mengerti lewat browsing browsing di Google, who knows. Tapi mungkin aku percaya kalo paling tidak mereka masih punya ilmu buat di share, biarpun Cuma sedikit. Tapi alangkah indahnya kalo ilmu yang sedikit itu ditularkan kepada orang yang belum sepenuhnya mengerti. Toh di room itu juga ada saling memberi masukan dan saling menyanggah. Jadi, room itu juga digunakan sebagai forum diskusi tentang Agama Islam khususnya. Dan masalah masalah yang sedang in atau bahasan dari beberapa teman yang punya masalah pribadi. Di room ISPAR ( singakatan dari room Islam Paradise ) juga disediakan tempat bagi teman teman yang sedang mempunyai masalah dan ingin curhat, kemudian dibahas untuk saling memberi masukan, atau mencari solusi yang terbaik, yang tidak dilarang oleh Agama.
Dari room ISPAR lah aku banyak bertemu dengan teman teman baru, mereka dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang dari Kalimantan, Aceh, Jakarta, Jogjakarta, dan lain lain. Mereka meng add ku jika mereka merasa cocok berkomunikasi denganku, begitupun aku sebaliknya. Hingga akhirnya aku bertemu dengan teman baruku. Dia menggunakan nama account di mig ( atau dalam mig disebut juga “nick” ) djo.kho. Sama halnya dengan teman temanku yang lainnya, kita sama sama penghuni ISPAR. Aku dan dia juga sering ngerum dan sering nyimak bahasan yang disuguhkan oleh beberapa penghuni ISPAR. Mungkin dari situ, dia tahu sedikit karakterku kemudian meng add ku buat jadi temannya. Kadang aku merasa, dalam chating, kita bisa tahu karakter seseorang itu dari ketikan, tulisan dan bahasa yang digunakan.
Setelah dia jadi temanku, kita sering privat chat ( atau dalam chating bisa juga disebut, PV ato kujum ). Banyak hal yang sering kita bicarakan atau kita diskusikan. Terkadang aku dan dia sama sama nyimak di rum ISPAR kemudian membahasnya sendiri lewat PV. Atau juga terkadang kita punya bahasan sendiri, akupun sering menanyakan hal hal tentang Islam yang tidak aku ketahui ke dia. Semakin lama komunikasi kita semakin dekat. aku sering bercerita tentang keluargaku, diapun demikian. Dan aku sepertinya sudah percaya ke dia hingga akhirnya aku bercerita tentang masa laluku yang begitu suram, kedaan keluargaku yang sangat kesulitan ekonomi, hingga deritaku menahan kerinduan akan sosok ayah yang aku banggakan. Itu semua perlahan ku ceritakan kepadanya. Aku seperti mempunyai seorang kakak -yang sebenarnya akupun mempunyai kakak kandung- tetapi sikapnya tak sebijak dia. Dia menasehatiku, memberi masukan, menyemangatiku. That’s why at first, I call him with name “akhy” its mean saudara laki laki and he call me “ukhty” its mean saudara perempuan dalam Bahasa Arab. Aku sudah menganggapnya seperti layaknya saudaraku. Tempatku berkeluh kesah, bercerita, and he give his shoulders to me to cry on. ( meskipun tak tampak secara nyata ) but, his act like that. Sampai semua cerita tentang beberapa ekor pria yang menghampiriku, all the GJ. Akupun menceritakan kepadanya, tidak ada yang ditutupi sedikitpun. Mulai dari the first GJ yaitu si Z, sampe the second one si B. I tell him everything. Dan dengan kesabarannya, dia mau mendengarkan dengan baik. Dia rela jadi pendengar setia. Hehe..
Ada suatu moment dimana aku ingin bercerita kepadanya, tapi aku tidak ingin dinasehati
Aku : akhy, aku pengen cerita sesuatu
Dia : crita aja, ukhty mau crita apa?
Aku : tapi aku ada satu syarat
Dia : apa syaratnya?
Aku : aku Cuma pengen akhy jadi pendengar setia
Aku gak pengen dinasehati, aku pengen sekali ini jadi seorang yang egois.
Dia : kenapa kok bisa gitu?
Aku : aku lagi sebel sama seseorang.
Dia : yasudah, crita aja.
And I tell everything, aku menceritakan semuanya. Aku menceritakan sesuatu dan yang membuatku tak
ingin dinasehati. Dan diapun menuruti kemauanku.
Dia : sudah ceritanya?
Aku : ceritanya sih udah, tapi sebelnya sih belum
Aku masih marah dengan sikapnya.
Dia : kalo masih marah, coba ambil air wudhu, sholat dua rakaat
insyaAllah bisa sedikit reda marahnya
Aku : InsyaAllah, tapi aku tidak biasa sholat dua rakaat selain shalat fardhu
Dia : mungkin tidak ada salahnya dicoba.
Aku : InsyaAllah..
Dan pada saat itu aku sempat berfikir untuk berubah. Merubah sikap yang sebelumnya jauh dari Allah jadi semakin mendekat. Bismillah.. semua karena Allah, bukan karena dia. Dia hanya sebagai penyemangatku untuk lebih dekat dengan Allah.
Komunikasi kita berjalan dengan lancar. Pada bulan ramadhan, kitapun saling mengingatkan untuk sahur dan berbuka, begitupun pada Hari Raya. Kita saling meminta maaf satu sama lain. Beberapa lama kemudian dia meminta nomorku dan akupun memberikannya. Tetapi kurang lebih seminggu dia baru bisa menghubungiku. Kita jadi sering sms an, telponan tapi jarang. Meskipun kita berkomunikasi lewat telepon, tapi komunikasi lewat mig juga masih kita lakukan. Terkadang dia sms untuk sekedar mengajak online lewat mig dari pada lewat telepon. Pada waktu itu dia ingin mengatakan sesuatu.
Dia : ukhty, aku pengen bilang sesuatu
Aku : ya, bilang aja
Dia : aku ada rencana untuk ditugaskan di tempat lain
Aku : oia, kemana?
Dia : sebenarnya akupun sedikit tidak menyetujuinya
Tetapi ini perintah dari atasan
Aku : memangnya ditugaskannya dimana akhy?
Dia : di Jepang ukhty
Aku : ( terdiam sejenak ) di Jepang??
Dia : iya, kenapa?
Tidak tahu kenapa tiba tiba aku negative thinking ke dia. yang aku takutkan, itu Cuma akal akalan dia untuk menghindariku karena aku berasal dari keluarga yang broken home. Atau dia menghindariku karena dia sebenarnya sudah mempunyai keluarga sama halnya seperti para GJ yang pernah mendekatiku. Entah kenapa perasaan takut itu muncul dengan sendirinya.
Dia : emangnya kenapa ukhty?
Aku : akhy pergi ke jepang untuk menghindar dari aku ya?
Dia : kenapa ukhty bilang kaya gitu?
Aku : ya kali aja akhy punya keinginan untuk menghindar dariku dengan alasan pergi ke Jepang
Mungkin menghindariku karena aku dari keluarga yang broken home
Karena terkadang, sebagian orang memilih milih teman dengan tidak berteman dengan anak
yang broken home
Dia : mungkin sebagian orang punya fikiran kaya gitu, tapi aku tidak
Betapa dangkalnya pemikirannya kalo hanya berteman dengan melihat kondisi keluarganya
Setelah dia menjelaskan demikian, akupun sedikit lega. Karena he still wanna be my friend. No matter what. Biarpun aku dari keluarga boken home. Sejak dari itu, I trust him more, aku menjadi semakin percaya padanya. Setiap kejadian yang aku alami baik susah, senang, sedih, semua ku ceritakan padanya. Begitupun dengannya, tetapi tak seceriwis aku dalam hal menceritakan pengalamannya.
Beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Jepang, dia semakin sering menelepon. Sampai sampai pada saat ku menelepon dia, mamiku curiga denganku. Karena aku sering menerima telepon dari seseorang pada malam hari. Dan akupun ditanyai oleh mami
Mami : kamu terima telpon dari sapa malem malem?
Aku : Temen kok mi
Mami : temen yang mana? Laki apa perempuan?
Dan akhirnya akupun menceritakan semuanya tentang pertemananku dengannya. Aku ceritakan tetang perkenalan dimana, tinggalnya dimana, kerjanya apa, dan banyak pertanyaan yang diajukan mamiku. Dan keesokan harinya, diapun meneleponku kembali. Waktu itu beberapa hari sebelum kepergiannya ke Jepang. Waktu itu dia ingin mendengar suara mamiku, dia ingin berkenlan dengan mamiku.
Dia : lagi dimana kok rame banyak orang?
Aku : bersih bersih. Biasa kalo pagi pagi pekerjaannya bersih bersih rumah
Dia : ada sapa aja disitu?
Aku : ada aku, mamiku, indah
Dia : trus?
Aku : yang lainnya ya masih tidur, biasa laki laki terima beres.
Dia : mana mami, aku pengen ngobrol.
Aku : hah! Emang mau ngobrol apaan?
Aneh aneh aja mintanya, gak usah lah..
Dia : kenapa to neng? Kan Cuma ngobrol aja.
Aku : yowes, terserahlah
Pada waktu itu memang aku sempet ditanyai mami, “ ngobrol sama sapa kamu?” trus aku jawab “ ya sama yang kemaren mi”. pada waktu itu aku memperkenalkannya ke mamiku, kemudian mereka ngobrol meskipun lewat telepon. Sekilas aku sedikit mendengar percakapan mereka. Dan entah apa yang dibicarakan mereka.
Mami : kamu anak mana?
Mami : oh, solo? Kerja apa?
Mami : tinggal dimana?
Mami : memangnya kenal dimana?
Mami : yasudah berteman yang baik.
Cuma kata kata itu yang aku bisa dengar, kata kata darinya akupun tak tahu. Mamikupun tidak mau menceritakan apa yang mereka bicarakan. Begitu pula dengan dia, “rahasia” katanya. Dari situ dia terkadang sering menanyakan kabar mami, kabar Indah.
Dia : mana si kecil? ( si kecil sebutan untuk indah )
Aku : si kecil- si kecil emangnya ikutan punya anak?
Kaya Tanya anaknya sendiri aja panggil panggil si kecil
Dia : ( ketawa terbahak bahak ) y gak apa lah..
Kan memang dia masih kecil
Aku : dasar, si bongsor..
Setelah beberapa hari, tibalah dimana hari dia akan berangkat ke Jepang. Its Hard to say god bye. But, kita udah sama sama janji kalo komunikasi antara kita dipertahankan.
Aku : kalo mau crita, kirim email ajah
Dia : iya. Kalo gak bisa online, ntar aku kirim email ke kamu
Jangan sampe putus komunikasi ya…
Kabar kabari juga kalo ada rencana mau nikah
Aku : hah, nikah?
Masih lama. Masih nunggu.
Dia : Nunggu? Nunggu sapa?
Aku : Nunggu kelar kuliah. Hehe..
Dia : Owh..
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, we’re still keep in touch, keep communication. Meskipun terkadang jarang diawal awal dia ada di Jepang. Bahasan kita selalu sama. Tanya kabar masing masing, Tanya sudah makan, (tetapi terkadang aku tidak terlalu sering menanyakan hal itu. Hehe..), Tanya sudah sholat, dan Tanya tentang keadaan rumah dan aktifitas masing masing.
Sampai suatu ketika, dia membicarakan hal yang serius. Ada penyakit dalam dirinya, dan penyakit itu Ginjal. Damn, it remind me to my dad. But, I still cheers him up, aku selalu menyemangatinya supaya bisa bertahan dan melanjutkan aktifitas. Tanpa berfikir kalau sebenarnya dia sakit, but I told him to move on and keep the spirit. GANBATE!!
Dia sudah seperti kakak bagiku, sodara, sahabat, tempat untuk berbagi, a place to cry on. Aku tidak pernah dekat dengan kakak kandungku, and I felt with another person is more closer than my own brother. Dan benar terkadang ada sebuah kalimat yang berbunyi “terkadang orang lain ibarat saudara sendiri, dan saudara sendiri ibarat orang lain”. Ketidak tegasan kakak kandungku yang membuatku terkadang tak sefaham dengannya dan membutuhkan nasehat seorang kakak dari orang lain. Terkadang sempat berfikir kalau, “ngapain menyemangati saudara sendiri atau keluarga sendiri kalau aku nggak pernah dikasi semangat oleh mereka!”. Semua itu harus ada timbal baliknya, kalau kita sering disemangati oleh orang lain kita marus menguatkan orang lain juga dengan menyemangatinya. Begitupun aku padanya.
10 Februari 2011. On the evening, my friend send a massage to me
Temenku : mbk dew, gak liat tivi?
Aku : ada apa mbk?
Temenku : Jepang tsunami mbk dew.
Aku : (tersentak kaget, kemudian reflek langsung menyalakan tivi)
Temenku : Dia ada dimana mbk?
Aku : gak tau (termenung melihat tsunami yang awalnya aku kira tak separah itu)
Temenku : yawes, berdoa aja.
Aku : yup
Sepanjang acara berita ditelevisi aku pantengin. Sampai sampai lupa mandi, lupa sholat. Takut, cemas, kasian. Dan pada waktu itu keluargaku ngumpul, aku, kakak, adik dan mami. Dan mami baru ngeh kalo kejadian itu di Jepang
Mami : dimana tuh wi?
Aku : di Jepang
Mami : Jepang? (terdiam sebebntar kemudian baru nyadar)
Lah, kan Dia disana? Ada dimana dia sekarang?
Kamu gak nyoba telpon dia?
Aku : (heran. Mana bisa telpon kalo nomor telponnya aja gak punya!)
Masih belum tau mi, belum ngabari.
Semoga aja baik baik.
Dan malam itu juga, aku mencoba online, tetapi dia belum bisa online. Mungkin disana tidak ada sinyal. Aku mencoba memahami kondisi disana. Aku coba mengirim email, siapa tahu dia membalas dan memberi tahukan kabarnya, secepatnya.
Kemudian beberapa hari berselang, dia membalas email yang ku kirim
“mbak, aku baik baik aja disini”
Huffffttt… thank’s God. Sykurlah akhirnya ada jawaban. Dan dimalam berikutnya aku online, dan diapun online. Dia meminta maaf tidak bisa berlama lama online sebab teman sekamarnya dirawat di rumah sakit. Dan aku memahami betul kondisinya dan tak lupa mendoakan semoga cepat sembuh.
Dari kejadian itu, komunikasi kita tak se intens dulu. Kita jarang komunikasi langsung lewat chat. Terkadang aku mengirimkan email, dia belum membalasnya setelah beberapa hari baru bisa. Kesulitan berkomunikasi itu masih aku terima karena aku tahu kedaan disana yang memang parah. Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian dia dipulangkan untuk sementara dari Jepang sampai keadaan Jepang membaik.
Dia : Mungkin aku dipulangin mbak
Aku : oh ya? Kapan?
Dia : Mungkin minggu depan
Aku : sampai kapan ada di Indonesia?
Dia : mungkin sampai keadaan di Jepang membaik
Aku : yasudah, yang sabar aja
Mungkin memang itu yang terbaik bwt smpyn
Dan semoga Jepang bisa cepat membaik seperti sedia kala
Jadi smpyn bisa kerja lagi disana
Dia : Amien..
Aku : Amien..
And then he sent a massage to me that he’s gonna back to Indonesia. Tapi aku belum tau kapan pastinya dia ke Indonesia, tapi dia sempat bilang kalau minggu depan dia pulang. Sampai akhirnya dia pulang ke Indonesia dengan hanya mengirimkan email “mbak aku sudah pulang” ( Cuma gitu doang??) tanpa ada kabar –aku baik baik aja, atau Alhamdulillah aku sudah nyampe dengan selamat- dan segala kata kata basa basi lainnya. Padahal sebelum dia mengirimkan email bahwa dia sudah pulang, akupun sempat mengirimkan email dan dengan pedenya aku menyertakan no teleponku disana. And that was useless. Aku sedikit kecewa, but I try to understand him.
We still send a massage each other. Tapi intensitasnya mulai sangat berkurang. Entah kenapa aku terkadang mulai merasakan kejenuhan dengan perDUNIAMAYAan. Everything about online makes me so bored. Mulai dari ngeMIG, FBan, TWITTERan, sampai ngeblog juga jarang. Tapi blog pengecualian, I write my life story in my blog. Aku cerita apapun –selain pada orang yang kupercaya- blog juga sebagai salah satu sasaran tulisanku dan imajinasiku yang terpendam. Tapi jika dia mengirimku email, beberapa hari kemudian baru bisa aku balas dan tak lupa menyertkan doaku untuknya. Semoga dia selalu dilindungi Allah, dimanapun, kapanpun. Even thought we’re not closer than before, I still pray the best for him. Because he’s my best friend ever. And I never forget him. I bring his name in my du’a.
Puisi Untuk Sahabat
sahabatku………
seberat apapun masalahmu
sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya
ataupun bersembunyi
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat…..
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu
dalam sebuah episode kehidupanmu
sahabatku……
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan
sahabat…….
dengan begitu
sepulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan
dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat……..
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar