Sabtu, 25 Juni 2011

The first person say “Hapie Bday” on my 23’th bday


Smsku : “Mbk, maaf hari ini aku gak bisa masuk kerja karena sakit”
Balesannya : “ok”
Sms itu aku kirim pada tanggal 27 April 2010 jam 06.15 WIB. Sebenarnya sakit hanya sekedar alasanku untuk menutupi kebohongan tersembunyiku. Aku hanya ingin diam dirumah, not doin anything in my 23’th bday. Just it. Pengen break for a while. Dari kepenatan pekerjaan, tujuan utama yang sebenarnya adalah pengen tidur puas.
Pukul 06.30 teleponku berdering
Dia : “halo, ini bener atika?”
Aku : “ni sapa?”
Dia : “Selamat Ulang Tahun Ya..
“Semoga panjang umur”
Aku : “ya.. ( hanya kata iya yang terucap dengan ditambah wajah bingung )”
Aku : “terima kasih atas ucapannya, tapi ini siapa?”
Dia : “saya Z”
Aku : “Z siapa? Tau nomorku dari mana?”
Dia : “Aku teman di FB kamu. Coba cari aja A Z di Friend List km”
“Aku dapat nomor ini di wall FB km”
“Maaf kalo lancang”
Aku : “owh.. iya InsyaAllah nanti aku lihat di FB”
“Btw, terima kasih ucapan Ulang Tahunnya”
Dia : “Iya sama sama. Mohon maaf kalo saya ada salah.”
“Assalamu’alaikum”
Aku : “iya, sama sama. Wa’alaikum salam”
Setelah kejadian itu, I was wondering. Dalam hatiku masih bertanya Tanya. Siapa nih orang? Kok tiba tiba muncul, trus tau nomorku dan tanggal lahirku juga? Aneh. Dan beberapa lama kemudian aku menyempatkan diri untuk membuka FB ku dan mencari dalam daftar friend list ku di FB nama seorang A Z. ternyata ada, dia mengenakan kopyah putih, berbaju putih entah bersarung atau bercelana putih karena dia hanya duduk bersila dalam masjid pada foto profil FBnya.
Semakin lama, kita jadi semakin sering bersms, terkadang sms sekedar menanyakan kabar, atau hanya saling mengirimkan kata kata bijak dan kata kata motifasi. Yang tujuannya untuk saling menyemangati satu sama lain. Dan itupun berlangsung lama tetapi tidak intens tiap hari, selalu ada jeda karena ternyata dia adalah seorang santri yang menghafal Al Qur’an atau sebutannya adalah Khufadz. Dan akupun memahami posisinya, karena semenjak kejadian itu dia menjadi salah satu temanku yang aku kenal lewat FB. Dan aku mencoba menjadi teman yang baik dengan menerima dia apa adanya, biarpun berteman secara maya atau Cuma kenal lewat internet. Aku mencoba berpositif thinking, selama pertemanan kita lebih banyak manfaatnya, why not? Biarpun dari dunia maya sekalipun.
Sampai akhirnya saat itu tiba, saat dimana jantungku berdetak kencang tak terkendali saat aku terima sms yang sangat mengagetkan. Dan sebelumnya akupun tak menyangka bahwa dia akan mengucapkan kata kata seperti itu karena awalnya hanya sekedar sms biasa.
Dia : tika, kamu mau gak jadi istriku?
Mukaku pucat, jantung berdebar debar, tangan gemetar menerima sms seperti itu
Aku : apaan? ( mencoba memalingkan pembicaraan )
Dia : kamu mau gak jadi istriku?
Menemani disetiap hariku?
Wow, semakin kencang jantungku berdetak
Aku : ( terdiam ) jangan becanda, pernikahan itu bukan sesuatu yang bisa dipermainkan
Dia : aku sungguh – sungguh, kalo tidak percaya saat ini aku sedang memegang mushaf Al Qur’an
Subhanallah, aku tak menyangka. That was the first time seseorang memintaku menjadi istrinya, Cuma sayangnya dia tidak nyata dan berasal dari dunia maya. But, it really shocking me.
Dia : aku butuh jawaban kamu sekarang
Dan aku akan menerima apapun jawaban yang akan kamu katakan
Aku Cuma bisa terdiam, aku berharap ada seseorang membantuku berbicara tetapi pada saat itu aku sendiri. And I can’t run. Aku harus hadapi dan memberi jawaban sesegera mungkin.
Aku : Z, dalam pernikahan itu tidak bisa kita memutuskan dengan tergesa gesa
Musti butuh pemikiran yang mantab, dan dipikir secara matang matang
Dia : tapi aku sepertinya mantab denganmu
Aku : tapi kita baru kenal, lewat FB pula
Kamu belum tahu aku banyak, akupun belum tahu kamu banyak.
Selain persiapan yang matang, dalam pernikahan itu juga mempertemukan kedua keluarga
terlebih dahulu
Dia : kalau komunikasi kita bisa terjaga, bukan tidak mungkin nantinya keluarga kita bisa saling
bertemu
MasyaAllah.. baru kali ini aku nemuin orang yang sebegitunya. Tapi aku harus tegas!
Aku : maaf Z, aku tidak bisa untuk saat ini.
Ada banyak hal yang musti dipertimbangkan
Bukan hanya itu saja, tapi banyak hal, baik yang besar maupun yang kecil.
Dan itupun harus difikirkan matang matang, dan tidak dengan cara yang terburu buru.
Lama smsku tidak dijawab, hingga akhirnya diapun membalas
Dia : Yasudah, terima kasih atas jawabannya.
Mungkin kita bukan jodoh, dan terima kasih atas perhatiannya.
Mungkin saja ada kesempatan berikutnya jika nanti kamu siap
Aku : iya, aku juga minta maaf. Coba jalani aja apa yang ada terlebih dahulu.
Tapi kita masih bisa jadi sahabat kok, itupun kalo kamu mau
Aku masih bersedia jadi teman curhatmu jika kamu ingin cerita sesuatu
Dia : Ya. InsyaAllah
Alhamdulillah.. lega rasanya hatiku, meski berat tapi harus dikatakan. Sebenarnya tidak tega, tapi mencoba tegas dan menolak dengan cara yang lebih halus itu lebih baik. Daripada menerima tetapi akan menyesal dikemudian hari. Tetapi anehnya, setelah pembicaraan itu selesai tak lama kemudian dia sms
Dia : akupun tidak berharap supaya kamu berubah pikiran.
??????????. maksud looooo???? Dasar aneh. Apa maksud smsnya itu?? Baru beberapa menit yang lalu bilang kalo mungkin ada kesempatan, eh, tiba tiba sms lagi nggak akan berharap aku mau. Sejak saat itu aku berfikir dalam hati, sikapnya mudah berubah seperti itu mana mungkin betah, jika nanti aku menjadi istrinya?? MasyaAllah.. jadi suudzon ke orang. Mungkin memang sudah menjadi takdir Allah, dia bukan jodohku.
Urusan jodoh memang hal yang ghoib, tidak dapat diketahui datangnya kapan, tempatnya dimana, dengan siapa kita berjodoh, dan dengan cara yang bagaimana kita dipertemukan. Semua dipasrahkan kepada Allah SWT. hanya saja, dia adalah seseorang yang pertama kali mengungkapkan perasaannya kepadaku, biarpun cara yang dipakai, dan waktunya kurang tepat. Sebenarnya, dia adalah teman yang menurutku sangat rapuh. Pernah suatu waktu dia, menceritakan kisah hidupnya dengan sedikit nada terisak menahan tangis. Subhanallah.. sepertinya dia sangat rapuh dan butuh seorang teman. Ucapku dalam hati. dan pada saat itu juga aku berusaha menasehatinya dengan cara yang tidak menyinggungnya dan tdak menggurui. Akupun pernah merasakan hal yang sama seperti apa yang dia rasakan saat itu, jadi pengalamanku aku tularkan dan ceritakan pula kepadanya sebagai bahan masukannya untuk bertahan hidup dalam dunia yang sebenarnya seperti panggung sandiwara.
Dia : aku seperti merasa sendiri
Aku : kenapa?
Mungkin karena kamu menahan semua ceritamu seorang diri
Cobalah untuk terbuka kepada orang lain, atau paling tidak terbukalah kepada orang yang
kamu percaya
Dia : aku bukan seorang yang suka menceritakan kisah hidupku kepada orang lain,
Bagiku ini sebuah aib.
Aku : tapi kamu butuh orang untuk share sesuatu. Kamu bisa menceritakan kepadaku, itupun kalau
kamu mau dan percaya padaku
Dia menceritakan semua kisah hidupnya yang sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang pernah aku alami di masa lalu. Namun aku lebih beruntung masih bisa mempunyai sahabat, tempatku dimana aku bisa berkeluh kesah dan menceritakan segala uneg uneg yang ada di kepala. Kemudian setelah dia menceritakan kisah hidupnya, di bertanya sesuatu kepadaku
Dia : bagaimana caramu menenangkan diri? Disaat seperti ini?
Aku : biasanya aku cerita ke orang yang terdekat dan yang ku percayai.
Dia : kalau mereka tidak ada atau sibuk?
Aku : biasanya aku tulis di diari ku
Tapi sepertinya susah dilakukan oleh orang laki laki, tapi patut dicoba kok
Dia : caranya?
Aku : ya, tulis aja segala sesuatu yang mengganjal dalam pikiranmu.
Ungkapkan semua perasaanmu lewat tulisan, InsyaAllah dengan menulis hatimu terasa lega.
Dia : trus?
Aku : setelah kamu tulis semua itu, kamu baca sekali lagi dan kemudian kamu bakar
Tujuannya untuk membuang jauh2 perasaan yang sudah kamu tulis, jika itu perasaan amarah.
Dan juga, supaya kamu tidak selalu mengingat masa lalu.
Berusahalah untuk bangkit di masa depan.
Dalam hatiku, aku berusaha menasehati dia itu juga bertujuan untuk bercermin pada diriku sendiri. Jika aku diposisi sama sepertinya, akupun akan butuh seseorang yang menyemangatiku, dan membangkitkanku disaat ku jatuh. Bismillah, niat berteman juga karena Allah. Aku yakin, aku dipertemukan dengan dia juga Allah punya maksud untukku. Agar aku dapat membantu paling tidak meringankan beban yang dia tanggung, meskipun hanya sementara. Alhamdulillah… Memang disetiap kejadian, semuanya Allah punya maksud tersendiri dan kita tidak pernah akan tahu apa maksudnya sebelum kita menjalaninya.
Tapi sekarang, melihat dan mengikuti update statusnya, sepertinya dia lebih nyaman dengan keadaan yang baru. Mungkin karena kesibukannnya bekerja jadi perasaan yang rapuh sedikit demi sedikit bisa tersembuhkan dengan kesibukan bekerja. Alhamdulillah.. semoga dia selalu dalam lindungan Allah, dijauhkan dari perasaan yang sepi dan hampa. Semoga hatinya tidak pernah lupa untuk selalu mengingat Allah. Amien Ya Robbal Alamin..
And now, who’s the first say Hapie Bday to me on my 24’th Bday 27 April nanti??? Who knows.. Hopely a new person, and the last man. Amien Ya Rabb..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar