Senin, 27 Juni 2011

Alarm Manusiaquw


I meet him in mig33. Mig33 itu suatu wadah buat chating. Awalnya memang tujuanku buat account di mig33 Cuma pengen punya teman seluas samudra, just wanna share something, about life, about everything. Sebenarnya banyak sekali room room yang aku kunjungi, diantaranya ada yang room tentang anak anak muda, ada juga room yang isinya orang bule. Tapi tidak semuanya bule, Cuma yang mendominasi, bule dari India, Pakistan, Nepal, dan beberapa Negara lainnya. Akupun sempat berkenalan dengan beberapa bule, mulai dari India, Pakistan, Nepal, Arab Saudi. Sebenarnya, tujuanku gabungan di room yang isinya orang bule itu Cuma melatih conversationku dan melatih bahasa Inggrisku supaya tidak lupa. Barang kali, sapa tau ada pengiriman delegasi ke Luar Negeri (wkwkwk.. ngarep ). Semua hal yang aku lakukan sebenarnya punya alasan, dan tidak sekedar main main, chating chating yang gak penting.
Setelah aku sering masuk ke berbagai room, yang kesemua itu sepertinya datar, seperti tidak ada manfaatnya. Akhirnya aku mencoba masuk ke room yang selalu membahas tentang masalah masalah yang berkenaan dengan agama Islam. Nama roomnya “Islam Paradise”. Nah, disitulah aku seperti mendapat siraman rohani, meskipun terkadang sedikit gak jelas yang ngasi penjelasan apakah bener bener mengerti, ataukah hanya mengerti lewat browsing browsing di Google, who knows. Tapi mungkin aku percaya kalo paling tidak mereka masih punya ilmu buat di share, biarpun Cuma sedikit. Tapi alangkah indahnya kalo ilmu yang sedikit itu ditularkan kepada orang yang belum sepenuhnya mengerti. Toh di room itu juga ada saling memberi masukan dan saling menyanggah. Jadi, room itu juga digunakan sebagai forum diskusi tentang Agama Islam khususnya. Dan masalah masalah yang sedang in atau bahasan dari beberapa teman yang punya masalah pribadi. Di room ISPAR ( singakatan dari room Islam Paradise ) juga disediakan tempat bagi teman teman yang sedang mempunyai masalah dan ingin curhat, kemudian dibahas untuk saling memberi masukan, atau mencari solusi yang terbaik, yang tidak dilarang oleh Agama.
Dari room ISPAR lah aku banyak bertemu dengan teman teman baru, mereka dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang dari Kalimantan, Aceh, Jakarta, Jogjakarta, dan lain lain. Mereka meng add ku jika mereka merasa cocok berkomunikasi denganku, begitupun aku sebaliknya. Hingga akhirnya aku bertemu dengan teman baruku. Dia menggunakan nama account di mig ( atau dalam mig disebut juga “nick” ) djo.kho. Sama halnya dengan teman temanku yang lainnya, kita sama sama penghuni ISPAR. Aku dan dia juga sering ngerum dan sering nyimak bahasan yang disuguhkan oleh beberapa penghuni ISPAR. Mungkin dari situ, dia tahu sedikit karakterku kemudian meng add ku buat jadi temannya. Kadang aku merasa, dalam chating, kita bisa tahu karakter seseorang itu dari ketikan, tulisan dan bahasa yang digunakan.
Setelah dia jadi temanku, kita sering privat chat ( atau dalam chating bisa juga disebut, PV ato kujum ). Banyak hal yang sering kita bicarakan atau kita diskusikan. Terkadang aku dan dia sama sama nyimak di rum ISPAR kemudian membahasnya sendiri lewat PV. Atau juga terkadang kita punya bahasan sendiri, akupun sering menanyakan hal hal tentang Islam yang tidak aku ketahui ke dia. Semakin lama komunikasi kita semakin dekat. aku sering bercerita tentang keluargaku, diapun demikian. Dan aku sepertinya sudah percaya ke dia hingga akhirnya aku bercerita tentang masa laluku yang begitu suram, kedaan keluargaku yang sangat kesulitan ekonomi, hingga deritaku menahan kerinduan akan sosok ayah yang aku banggakan. Itu semua perlahan ku ceritakan kepadanya. Aku seperti mempunyai seorang kakak -yang sebenarnya akupun mempunyai kakak kandung- tetapi sikapnya tak sebijak dia. Dia menasehatiku, memberi masukan, menyemangatiku. That’s why at first, I call him with name “akhy” its mean saudara laki laki and he call me “ukhty” its mean saudara perempuan dalam Bahasa Arab. Aku sudah menganggapnya seperti layaknya saudaraku. Tempatku berkeluh kesah, bercerita, and he give his shoulders to me to cry on. ( meskipun tak tampak secara nyata ) but, his act like that. Sampai semua cerita tentang beberapa ekor pria yang menghampiriku, all the GJ. Akupun menceritakan kepadanya, tidak ada yang ditutupi sedikitpun. Mulai dari the first GJ yaitu si Z, sampe the second one si B. I tell him everything. Dan dengan kesabarannya, dia mau mendengarkan dengan baik. Dia rela jadi pendengar setia. Hehe..
Ada suatu moment dimana aku ingin bercerita kepadanya, tapi aku tidak ingin dinasehati
Aku : akhy, aku pengen cerita sesuatu
Dia : crita aja, ukhty mau crita apa?
Aku : tapi aku ada satu syarat
Dia : apa syaratnya?
Aku : aku Cuma pengen akhy jadi pendengar setia
Aku gak pengen dinasehati, aku pengen sekali ini jadi seorang yang egois.
Dia : kenapa kok bisa gitu?
Aku : aku lagi sebel sama seseorang.
Dia : yasudah, crita aja.
And I tell everything, aku menceritakan semuanya. Aku menceritakan sesuatu dan yang membuatku tak
ingin dinasehati. Dan diapun menuruti kemauanku.
Dia : sudah ceritanya?
Aku : ceritanya sih udah, tapi sebelnya sih belum
Aku masih marah dengan sikapnya.
Dia : kalo masih marah, coba ambil air wudhu, sholat dua rakaat
insyaAllah bisa sedikit reda marahnya
Aku : InsyaAllah, tapi aku tidak biasa sholat dua rakaat selain shalat fardhu
Dia : mungkin tidak ada salahnya dicoba.
Aku : InsyaAllah..
Dan pada saat itu aku sempat berfikir untuk berubah. Merubah sikap yang sebelumnya jauh dari Allah jadi semakin mendekat. Bismillah.. semua karena Allah, bukan karena dia. Dia hanya sebagai penyemangatku untuk lebih dekat dengan Allah.
Komunikasi kita berjalan dengan lancar. Pada bulan ramadhan, kitapun saling mengingatkan untuk sahur dan berbuka, begitupun pada Hari Raya. Kita saling meminta maaf satu sama lain. Beberapa lama kemudian dia meminta nomorku dan akupun memberikannya. Tetapi kurang lebih seminggu dia baru bisa menghubungiku. Kita jadi sering sms an, telponan tapi jarang. Meskipun kita berkomunikasi lewat telepon, tapi komunikasi lewat mig juga masih kita lakukan. Terkadang dia sms untuk sekedar mengajak online lewat mig dari pada lewat telepon. Pada waktu itu dia ingin mengatakan sesuatu.
Dia : ukhty, aku pengen bilang sesuatu
Aku : ya, bilang aja
Dia : aku ada rencana untuk ditugaskan di tempat lain
Aku : oia, kemana?
Dia : sebenarnya akupun sedikit tidak menyetujuinya
Tetapi ini perintah dari atasan
Aku : memangnya ditugaskannya dimana akhy?
Dia : di Jepang ukhty
Aku : ( terdiam sejenak ) di Jepang??
Dia : iya, kenapa?
Tidak tahu kenapa tiba tiba aku negative thinking ke dia. yang aku takutkan, itu Cuma akal akalan dia untuk menghindariku karena aku berasal dari keluarga yang broken home. Atau dia menghindariku karena dia sebenarnya sudah mempunyai keluarga sama halnya seperti para GJ yang pernah mendekatiku. Entah kenapa perasaan takut itu muncul dengan sendirinya.
Dia : emangnya kenapa ukhty?
Aku : akhy pergi ke jepang untuk menghindar dari aku ya?
Dia : kenapa ukhty bilang kaya gitu?
Aku : ya kali aja akhy punya keinginan untuk menghindar dariku dengan alasan pergi ke Jepang
Mungkin menghindariku karena aku dari keluarga yang broken home
Karena terkadang, sebagian orang memilih milih teman dengan tidak berteman dengan anak
yang broken home
Dia : mungkin sebagian orang punya fikiran kaya gitu, tapi aku tidak
Betapa dangkalnya pemikirannya kalo hanya berteman dengan melihat kondisi keluarganya
Setelah dia menjelaskan demikian, akupun sedikit lega. Karena he still wanna be my friend. No matter what. Biarpun aku dari keluarga boken home. Sejak dari itu, I trust him more, aku menjadi semakin percaya padanya. Setiap kejadian yang aku alami baik susah, senang, sedih, semua ku ceritakan padanya. Begitupun dengannya, tetapi tak seceriwis aku dalam hal menceritakan pengalamannya.
Beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Jepang, dia semakin sering menelepon. Sampai sampai pada saat ku menelepon dia, mamiku curiga denganku. Karena aku sering menerima telepon dari seseorang pada malam hari. Dan akupun ditanyai oleh mami
Mami : kamu terima telpon dari sapa malem malem?
Aku : Temen kok mi
Mami : temen yang mana? Laki apa perempuan?
Dan akhirnya akupun menceritakan semuanya tentang pertemananku dengannya. Aku ceritakan tetang perkenalan dimana, tinggalnya dimana, kerjanya apa, dan banyak pertanyaan yang diajukan mamiku. Dan keesokan harinya, diapun meneleponku kembali. Waktu itu beberapa hari sebelum kepergiannya ke Jepang. Waktu itu dia ingin mendengar suara mamiku, dia ingin berkenlan dengan mamiku.
Dia : lagi dimana kok rame banyak orang?
Aku : bersih bersih. Biasa kalo pagi pagi pekerjaannya bersih bersih rumah
Dia : ada sapa aja disitu?
Aku : ada aku, mamiku, indah
Dia : trus?
Aku : yang lainnya ya masih tidur, biasa laki laki terima beres.
Dia : mana mami, aku pengen ngobrol.
Aku : hah! Emang mau ngobrol apaan?
Aneh aneh aja mintanya, gak usah lah..
Dia : kenapa to neng? Kan Cuma ngobrol aja.
Aku : yowes, terserahlah
Pada waktu itu memang aku sempet ditanyai mami, “ ngobrol sama sapa kamu?” trus aku jawab “ ya sama yang kemaren mi”. pada waktu itu aku memperkenalkannya ke mamiku, kemudian mereka ngobrol meskipun lewat telepon. Sekilas aku sedikit mendengar percakapan mereka. Dan entah apa yang dibicarakan mereka.
Mami : kamu anak mana?
Mami : oh, solo? Kerja apa?
Mami : tinggal dimana?
Mami : memangnya kenal dimana?
Mami : yasudah berteman yang baik.
Cuma kata kata itu yang aku bisa dengar, kata kata darinya akupun tak tahu. Mamikupun tidak mau menceritakan apa yang mereka bicarakan. Begitu pula dengan dia, “rahasia” katanya. Dari situ dia terkadang sering menanyakan kabar mami, kabar Indah.
Dia : mana si kecil? ( si kecil sebutan untuk indah )
Aku : si kecil- si kecil emangnya ikutan punya anak?
Kaya Tanya anaknya sendiri aja panggil panggil si kecil
Dia : ( ketawa terbahak bahak ) y gak apa lah..
Kan memang dia masih kecil
Aku : dasar, si bongsor..
Setelah beberapa hari, tibalah dimana hari dia akan berangkat ke Jepang. Its Hard to say god bye. But, kita udah sama sama janji kalo komunikasi antara kita dipertahankan.
Aku : kalo mau crita, kirim email ajah
Dia : iya. Kalo gak bisa online, ntar aku kirim email ke kamu
Jangan sampe putus komunikasi ya…
Kabar kabari juga kalo ada rencana mau nikah
Aku : hah, nikah?
Masih lama. Masih nunggu.
Dia : Nunggu? Nunggu sapa?
Aku : Nunggu kelar kuliah. Hehe..
Dia : Owh..
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, we’re still keep in touch, keep communication. Meskipun terkadang jarang diawal awal dia ada di Jepang. Bahasan kita selalu sama. Tanya kabar masing masing, Tanya sudah makan, (tetapi terkadang aku tidak terlalu sering menanyakan hal itu. Hehe..), Tanya sudah sholat, dan Tanya tentang keadaan rumah dan aktifitas masing masing.
Sampai suatu ketika, dia membicarakan hal yang serius. Ada penyakit dalam dirinya, dan penyakit itu Ginjal. Damn, it remind me to my dad. But, I still cheers him up, aku selalu menyemangatinya supaya bisa bertahan dan melanjutkan aktifitas. Tanpa berfikir kalau sebenarnya dia sakit, but I told him to move on and keep the spirit. GANBATE!!
Dia sudah seperti kakak bagiku, sodara, sahabat, tempat untuk berbagi, a place to cry on. Aku tidak pernah dekat dengan kakak kandungku, and I felt with another person is more closer than my own brother. Dan benar terkadang ada sebuah kalimat yang berbunyi “terkadang orang lain ibarat saudara sendiri, dan saudara sendiri ibarat orang lain”. Ketidak tegasan kakak kandungku yang membuatku terkadang tak sefaham dengannya dan membutuhkan nasehat seorang kakak dari orang lain. Terkadang sempat berfikir kalau, “ngapain menyemangati saudara sendiri atau keluarga sendiri kalau aku nggak pernah dikasi semangat oleh mereka!”. Semua itu harus ada timbal baliknya, kalau kita sering disemangati oleh orang lain kita marus menguatkan orang lain juga dengan menyemangatinya. Begitupun aku padanya.
10 Februari 2011. On the evening, my friend send a massage to me
Temenku : mbk dew, gak liat tivi?
Aku : ada apa mbk?
Temenku : Jepang tsunami mbk dew.
Aku : (tersentak kaget, kemudian reflek langsung menyalakan tivi)
Temenku : Dia ada dimana mbk?
Aku : gak tau (termenung melihat tsunami yang awalnya aku kira tak separah itu)
Temenku : yawes, berdoa aja.
Aku : yup
Sepanjang acara berita ditelevisi aku pantengin. Sampai sampai lupa mandi, lupa sholat. Takut, cemas, kasian. Dan pada waktu itu keluargaku ngumpul, aku, kakak, adik dan mami. Dan mami baru ngeh kalo kejadian itu di Jepang
Mami : dimana tuh wi?
Aku : di Jepang
Mami : Jepang? (terdiam sebebntar kemudian baru nyadar)
Lah, kan Dia disana? Ada dimana dia sekarang?
Kamu gak nyoba telpon dia?
Aku : (heran. Mana bisa telpon kalo nomor telponnya aja gak punya!)
Masih belum tau mi, belum ngabari.
Semoga aja baik baik.
Dan malam itu juga, aku mencoba online, tetapi dia belum bisa online. Mungkin disana tidak ada sinyal. Aku mencoba memahami kondisi disana. Aku coba mengirim email, siapa tahu dia membalas dan memberi tahukan kabarnya, secepatnya.
Kemudian beberapa hari berselang, dia membalas email yang ku kirim
“mbak, aku baik baik aja disini”
Huffffttt… thank’s God. Sykurlah akhirnya ada jawaban. Dan dimalam berikutnya aku online, dan diapun online. Dia meminta maaf tidak bisa berlama lama online sebab teman sekamarnya dirawat di rumah sakit. Dan aku memahami betul kondisinya dan tak lupa mendoakan semoga cepat sembuh.
Dari kejadian itu, komunikasi kita tak se intens dulu. Kita jarang komunikasi langsung lewat chat. Terkadang aku mengirimkan email, dia belum membalasnya setelah beberapa hari baru bisa. Kesulitan berkomunikasi itu masih aku terima karena aku tahu kedaan disana yang memang parah. Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian dia dipulangkan untuk sementara dari Jepang sampai keadaan Jepang membaik.
Dia : Mungkin aku dipulangin mbak
Aku : oh ya? Kapan?
Dia : Mungkin minggu depan
Aku : sampai kapan ada di Indonesia?
Dia : mungkin sampai keadaan di Jepang membaik
Aku : yasudah, yang sabar aja
Mungkin memang itu yang terbaik bwt smpyn
Dan semoga Jepang bisa cepat membaik seperti sedia kala
Jadi smpyn bisa kerja lagi disana
Dia : Amien..
Aku : Amien..
And then he sent a massage to me that he’s gonna back to Indonesia. Tapi aku belum tau kapan pastinya dia ke Indonesia, tapi dia sempat bilang kalau minggu depan dia pulang. Sampai akhirnya dia pulang ke Indonesia dengan hanya mengirimkan email “mbak aku sudah pulang” ( Cuma gitu doang??) tanpa ada kabar –aku baik baik aja, atau Alhamdulillah aku sudah nyampe dengan selamat- dan segala kata kata basa basi lainnya. Padahal sebelum dia mengirimkan email bahwa dia sudah pulang, akupun sempat mengirimkan email dan dengan pedenya aku menyertakan no teleponku disana. And that was useless. Aku sedikit kecewa, but I try to understand him.
We still send a massage each other. Tapi intensitasnya mulai sangat berkurang. Entah kenapa aku terkadang mulai merasakan kejenuhan dengan perDUNIAMAYAan. Everything about online makes me so bored. Mulai dari ngeMIG, FBan, TWITTERan, sampai ngeblog juga jarang. Tapi blog pengecualian, I write my life story in my blog. Aku cerita apapun –selain pada orang yang kupercaya- blog juga sebagai salah satu sasaran tulisanku dan imajinasiku yang terpendam. Tapi jika dia mengirimku email, beberapa hari kemudian baru bisa aku balas dan tak lupa menyertkan doaku untuknya. Semoga dia selalu dilindungi Allah, dimanapun, kapanpun. Even thought we’re not closer than before, I still pray the best for him. Because he’s my best friend ever. And I never forget him. I bring his name in my du’a.
Puisi Untuk Sahabat
sahabatku………
seberat apapun masalahmu
sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya
ataupun bersembunyi
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat…..
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu
dalam sebuah episode kehidupanmu
sahabatku……
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan
sahabat…….
dengan begitu
sepulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan
dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat……..
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam

Sabtu, 25 Juni 2011

Taubatku yang pertama


Disuatu malam, aku termenung, merenung, sendiri dalam kamar, menangis. Seperti merasakan ada yang sesuatu yang hilang, seperti menjauhiku atau aku lah yang menjauh. Dalam benakku, apa yang aku kerjakan, apa yang aku lakukan seperti luput dari rasa syukurku, rasa terima kasihku kepada Allah. Aku seperti menjauhiNya. Sehingga Allah pun seolah menjauhiku, itu perkiraanku. Hari hari itu seperti hari yang benar benar menguras air mataku. Aku seperti kehilangan pegangan hidup seperti hidup didunia tanpa tau arah dan tujuanku.
Sampai suatu saat, aku menemukan sebuah lagu yang benar benar menggugah perasaanku untuk kembali mendekatiNya, mengingatNya. That was a great song, the words is so beautiful and the meaning is very touching.
“Every time, you feel like you cannot go on, you feel so lost, that your so alone, all you see is night, and darkness all around, you feel so helpless, you can’t see which way to go, don’t despair and neverlose hope, cause Allah is always by your side.”
And yes, itu terbukti. Setiap saat selama ku hidup dan bernafas, aku seperti merasakan ada yang hilang, aku kehilangan Allah. Tidak pernah ada nama Allah dalam setiap perbuatanku, tak ada rasa syukur yang terucap dalam mulutku, tak pernah menaati perintah yang telah ditetapkan, dalam sujudku tak pernah terbesit kekhusyukan untuk ikhlas menghadap kepada Allah, Astaghfirullah… itulah yang kurasakan. At that time. That song inspire me for not be despair and never lost hope, cause Allah is always by your side. Allah tidak akan pergi kemana mana, still with me. Meskipun aku terkadang melupakanNya. And I know, Allah more understand me dibandingkan dengan semua orang yang ada di dunia ini. And insyaAllah.. im gonna find my way to get closer with Allah.
Berkali kali lagu InsyaAllah By Maher Zain aku putar. Berkali kali pula mataku tak hentinya mengeluarkan air mata. Rasa penyesalan karena telah melalaikan apa yang sudah menjadi kewajiban itupun ada. Seperti ingin memutar waktu dan kembali untuk memulainya dari awal, tapi itu terlambat. Dan air matakupun kembali berderai.
Aku mencoba menenangkan hati, dan mencari sendiri jawaban atas segala pertanyaanku dalam sebuah artikel lewat internet. Banyak sekali artikel artikel penyejuk hati, memperkaya iman, penambah rasa cinta kepada Allah, dan kusimpan. Ternyata aku belum sepenuhnya terlambat, dan cara mengatasinya adalah dengan bertaubat, Taubatan Nasuha. At that time, hatiku belum tergerak. Masih belum yakin untuk bertaubat.
Gejala susah terpejam sebelum tidur terus berlanjut, sepertinya Allah menghendakiku untuk segera mendekatkan diri padaNya. Di pagi harinya, pada saat itu ada sebuah acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan tempatku bekerja. Pada kesempatan itu, seorang ulama’ menceritakan bagaimana sejarahnya Nabi Muhammad dari awal mulanya hingga akhir hayatnya. Dan aku tak sepenuhnya mendengarkan, there’s something inside of me yang sedang bergejolak. Tapi, ada satu kalimat dari sang ulama yang kurang lebih dia menerangkan seperti ini
“Nabi sebelum meninggal saja masih sempat sempatnya memanggil umatnya, betapa tulusnya hati nabi ingin selalu memastikan umatnya agar tidak terjerumus dalam perbuatan keji dan mungkar. Tapi, liat umatnya yang sekarang ini, umate podho gak tau nang langgar, sembayange iling ilingen, lek eleng sembayang, lek gak eleng yowes gampang. Kalau aku yang jadi nabi (kata ulama itu), halah wes ben karo umat seng tambeng tambeng, biar tau rasa.”
Dari perkataan itu, aku tersadar dan baru ngeh. Salah satu umatnya yang tidak layak untuk dipanggil dalam detik detik terakhir kematian nabi itu adalah aku. Aku lupa, lalai dan sering mengentengkan waktu untuk shalat. Betapa aku sangat terpukul. Kalimat kalimat itu seperti terngiang ngiang dan susah untuk dihilangkan dalam memori otakku. Aku mencoba mencari beberpa artikel lewat internet tentang perjalanan Nabi Muhammad. Dan semua isi dalam artikel menyebutkan kejadian yang sama bahwa Nabi Muhammad sampai detik terakhir hembusan nafasnya masih memanggil Ummaty.. ummaty.. ummaty..
Ya Rabb.. I know that if I hurt ur lovely person, I will hurt You too. Kalau aku menyakiti hati Rasulullah yang notabene adalah kekasih Allah, maka akupun menyakiti Allah secara tidak langsung. And im crying all night long. Aku tumpahkan semua kedalam tulisan dalam bukuku, apa yang aku rasakan.
24 Februari 2011
Ya Rabb…
Beri hamba petunjukMu
Hamba ingin berubah
Hamba ingin berubah dari seorang yang sempit iman
Menjadi seorang yang penuh rasa syukur
Hamba ingin berubah
Hamba ingin berubah dari seorang yang jauh dari Allah
Menjadi seorang yang cinta dan dekat dengan Allah
Hamba ingin berubah
Hamba ingin berubah dari seorang yang selalu mengeluh dan kufur nikmat
Menjadi seorang yang penuh sabar
Ridho akan apa yang telah engkau taqdirkan dalam jalan hidupku
Amien…
25 Februari 2011
Disetiap malam
Mata tak mau terpejam
Dahi mengernyit memikirkan dunia
Apa yang bisa dibawa?
Dunia? Harta? Jabatan? Pasangan?
Semua tak kan berarti
Kenapa tak pernah terpikir Sang Pencipta?
Kita hidup kemudian mati
Tanpa tahu siapa, kapan dan dimana
Sang Pemilik Kehidupan ingin mengambilnya
Astaghfirullah…
Hamba jauh, hamba lupa, hamba ingkar
Berapa lama hamba menghabiskan waktu yang sia sia
Tanpa sedikitpun hamba mengingatMu?
Berapa jauh jarak hamba dariMu Ya Rabb?
Allah..
Bimbing hamba
Hamba ingin kembali mengingatMu
Bersyukur atas apapun yang telah Engkau beri kepada hamba
Sungguh hamba seorang yang tidak pernah berterima kasih
Mohon ampun hamba…
Ya Rabb yang Maha Memiliki kasih sayang
Hamba bermuhasabah
Hamba bercermin
Hamba memperbaiki diri
Hamba bertaubat
Atas segala perbuatan hamba selama ini
Hamba ingkari janjiMu
Hamba meninggalkan kewajiban hamba
Hamba mengentengkannya
Sungguh hamba telah berdosa
Astaghfirullah…
Hamba telah menyakiti hati kekasihMu
Sungguh hamba malu
Malu dengan diri hamba
Malu dengan NabiMu
Yang semasa hidupnya sampai ajal menjemputnya
Hanya nama umatnya yang beliau sebut
Ummaty.. Ummaty.. Ummaty..
Ya Allah…
Pantaskah hamba disebut sebagai umat Muhammad?
And that time, aku bertaubat. Aku sholat taubat dan ingin menumpahkan semua, memohon maaf atas semua kekhilafanku dan kesalahanku. Memohon supaya pintu maaf dan Rahmat Allah masih diberikan untukku. Aku menangis sejadi jadinya di sepertiga malam terakhir. Malam dimana hanya ada aku dan Allah. Waktu itu aku merasakan seperti aku lebih dekat dengan Allah. Malam itu, saat ku memejamkan mata, seperti Allah ada di hadapan mataku. I feel that. Ternyata dekat dengan Allah lebih indah dan romantis daripada dekat dengan apapun dan siapapun yang ada di dunia. ( I don’t care. Kalau kata kata yang kutulis ini lebay. Who the hell care! Coz I feel that seriously.. )
Aku mencoba memperbaiki diri mulai dari detik itu. Mencoba bersyukur, mencoba mendekatkan diri pada Allah, mencoba menjalankan segala perintahNya dan benar benar menjauhi semua laranganNya. Dan mulai memperbaiki intensitas sholatku. Bismillah.. ini tidak hanya pada waktu itu, tapi sekarang dan sampai nanti. Sampai akhirnya nafas terakhir berhembus. Bismillah…
Iman tak akan sempurna
Sebelum hati diperbaiki
Hati tak akan sempurna
Sebelum lidah diperbaiki
Lidah tidak akan sempurna
Sebelum perbuatan diperbaiki
Bertaubat secara keseluruhan adalah dengan memperbaiki perbuatan, lidah, hati dan Iman tentunya. Its connected. Semua saling berhubungan. Bismillah.. segala sesuatu yang berawal dari niat baik akan dilancarkan dan dimudahkan jalannya oleh Allah. Amien..
Maher Zain’s song is really inspire me to be a better person. I really love all the songs. Disetiap sebelum tidur, ada lagu wajib yang penting didengar. InsyaAllah, Thank You Allah, Hold My Hand and Open Your Eyes. Its really touching song. Barakallah ya Maher. Semoga niat senyemangati sesama saudara muslim dan berdakwah dalam bentuk lagu berhasil.

All About The GJ


The First GJ
I Meet him in FB “again”. Seperti biasa, dia add aku dan mulai chat lewat FB. His name is Sam. I call him that. Dia bilang dia sendiri, belum berkeluarga, still looking, still hunting. (emang dasar buaya darat, sukanya berburu). Tampang sih memang meyakinkan kalo belum berkeluarga. Setelah chat beberapa lama, dia meminta no hp ku untuk lebih berkomunikasi dekat. Mulailah smsan, telponan, walaupun Cuma sebentar. Actually, I enjoy that moment. Berharap jika dia memang yang dipilihkan Allah buatku. Kata katanya memang beda, rayuan gombal sering di ucapkan supaya aku terjerat dalam tipu dayanya.
Dia : di pasuruan musim apa?
Aku : musim apa ya, musim duren kali.
Dia : wah enak tuh duren, kapan kapan aku mampir beli durennya
Sekalian mampir ke rumah kamu buat silaturahmi
Aku : oalah.. kita dikasi sisa durennya nanti. Hehe..
Dia : ya gak lah… masa cewek kaya kamu dikasi sisa sisa..
Jurus rayuan mautpun dimulai. Sebenarnya aku paling benci dan gak suka orang yang basa basi dan suka ngegombal pol. Sebenarnya ada beberapa rayuannya yg basa basi tapi ada juga yang bikin aku larut dalam rayuannya. He said like an expert on it. Dia seperti sudah fasih dalam merayu. Sepertinya buaya darat kelas kakap. Wkwkwk.. Whatever, buatku buaya darat tetap buaya darat. Tapi aku mencoba menganggap dia sebagai teman biasa, tidak lebih. Meskipun dia memulai dengan rayuan maut dan kata kata yang ngegombal.
And then disaster happen. Saat itu dia bilang kalo ada seorang cewek yang mencoba mendekati dia, but he’s not honest to me. Berawal dari ketidak jujurannya, aku sedikit curiga dengan tabiatnya. Awalnya dia cerita kalo ketemu seorang cewek, dulunya si cewek suka sama dia banget. Si cewek ngejar ngejar dia.
Aku : kenapa km gak ngomong aja kalo kamu gak suka dia?
Dia : aku males berurusan sama cewek yang overprotective.
Dia masih sering telpon aku, sms juga, tapi gak pernah tak balesin smsnya
Dia telpon juga gak pernah tak angkat.
Aku : Kenapa gitu? Emang dia punya salah apa ke kamu?
Dia : Aku capek aja dengerin dia ngerayu rayu minta jadian sama aku.
Aku : Owh.. ( dengn tampang sedikit gak peduli.. Who care! )
At that time, aku sedikit mulai gak mempercayai dia. Se”overprotective”nya seorang wanita pasti dia punya alasan dan maksud tersendiri. Itu juga menunjukkan kalo dia mungkin tidak terlalu care pada wanita. Just in his mouth, Cuma OMDO alias omong doang. Seperti layaknya tong kosong yang nyaring bunyinya. Besar di mulut didalam hati sapa tahu. Dasar laki! Setelah itu aku masih bersmsan tapi tidak sesering biasanya. Sometimes just sent him inspiring words. Atau sekedar menanyakan kabar.
Setelah beberapa hari, mulailah ada telpon telpon dari no yang gak dikenal. Sering miscol miscol gak jelas. Nomornya terlihat hampir mirip dengan nomor Sam, tapi sepertinya bukan dia. Tapi aku sudah menduganya dalam hati, kalo mungkin ini seseorang yang mulai curiga dengan kedekatanku dengan Sam, tapi aku belum tahu siapa.
Waktu itu pagi hari, sebelum aku berangkat kerja. Aku mempersiapkan diri untuk menuju ke kantor, tiba tiba Sam mengirimkan sms yang membuatku sedikit curiga. Sepertinya sesuatu akan terjadi.
Dia : tika, tolong nanti kalo ada cewek telpon kamu, tolong bilang aja kalo kamu itu Dewi dari
perusahaan Huawei ya..
plis..
Aku : kenapa? Ada apa?
Dia : tolong ya, sepertinya cewek itu mencurigai no kamu.
Dia buka buka telpon aku.
Aku : Kok bisa? Emang waktu itu kamu dimana? Kan kamu gak ketemu di tiap hari?
( still wondering what’s gonna happen )
Dia : gak tau juga. Emang dasar dianya over. Itu juga kenapa aku sangat gak suka sama dia.
Ntar jangan lupa bilang gitu ya..
Aku : InsyaAllah..
Dengan perasaan bingung aku meng”iya”kan. Mencoba menjaga nama baiknya. Setelah beberapa menit kemudian, si cewek menelponku dengan halus dan lemah lembut.
Aku : Hallo.. ( lama kata hallo ku belum dibalas)
Tak lama kemudian kata Hallo ku dibalas dengan suara yang lembut dan pelan. Di dalam hatiku, suara ini seperti tidak mencerminkan seorang wanita yang mempunyai sifat yang overprotective. Suara ini seperti suara seorang cewek yang keibuan, baik, dan sangat ramah.
Dia : Hallo, ini siapa ya?
Aku : saya dengan Dewi, maaf ini siapa?
Dia : ( menyebutkan namanya, tetapi aku lupa ), Dewi siapa ya?
Aku : Dewi dari Perusahaan Huawei. Ada yang bisa saya bantu?
Dia : owh.. maaf saya menggangu anda, maaf ya bu..
Aku : oh, tidak apa apa. Sama sama. Saya juga minta maaf.
Dia : yasudah bu, Assalamu’alaikum.
Aku : Wa’alaikum Salam
Setelah pembicaraan itu, aku diam sesaat. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan dari Sam. Aku sempat berfikiran kalo Sam itu ternyata sudah berkeluarga, dan sudah mempunyai istri. Dan dia tidak menceritakan semua itu kepadaku dari awal. Itu awalnya hanya perasaanan ku saja. Dalam perjalanan menuju ke tempat kerja, aku berusaha sms Sam. Sebenarnya aku ingin minta penjelasan, tanpa aku berfikir “kenapa musti minta penjelasan, toh aku juga belum apa apanya dia!” dan akhirnya aku sms dia
Aku : Sam, tadi ada yang telpon aku, dia cewek
Dia : trus kamu bilang gimana ke dia?
Aku : Aku bilang sama persis kayak yang kamu suruh
Dia : Thank’s ya dah bantuin.
Aku : ya.
Tanpa rasa bersalah sekalipun dia mengentengkannya begitu saja. Akhirnya aku sms dia lagi.
Aku : Sam, maaf kalo selama ini aku gangguin kamu, mungkin sebaiknya kamu memikirkan perasaan
wanita yang sudah tau dia suka sama kamu, jangan sakiti dia, karena akupun wanita dan aku
pun bisa merasakan apa yang dia rasa. Just enjoy ur love life. With she or with another girl.
That was the last massage I sent to him. Aku tahu betapa sakitnya dikhianati oleh orang yang sangat kita sayangi, and it’s happen to me, it’s happen in my family. Aku sangat sangat tahu bagaimana hati seorang wanita yang dikhianati. Sebenarnya akupun masih belum tahu wanita itu siapa, tapi aku merasa dia punya hubungan dengan Sam.
Setelah lama aku tak berkomunikasi lagi dengan dia, aku memberanikan diri membuka FB dan melihat komentnya yang sempat dia tulis di fotoku. Setelah aku lihat profilnya, ternyata aku sudah di remove dari FB nya. Dan aku coba lihat lihat fotonya, ada sebuah foto yang nunjukin foto anak kecil yang lucu dan disitu ditulis “Jagoanku”. Oh My God, betapa terkejutnya aku melihat tulisan itu. Kemudian aku melihat lihat beberapa fotonya yang lain, ternyata ada fotonya, dan seorang wanita dengan anak itu, dalam satu mobil. Damn, aku sangat merasa bersalah sekali melihat kebahagiaan yang ada pada foto itu, aku seperti wanita yang tak tahu malu jika hubunganku dengan nya di teruskan, akan ada banyak yang tersakiti, istrinya, anaknya, keluarganya, keluarga istrinya dan aku. Astaghfirullah.. Allah masih sayang padaku dan masih menunjukkan kepadaku, kalau memang dia bukan yang terbaik bagiku, dan tidak pantas jadi imamku kelak. Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil ‘alamiin…
The Second GJ
Dia ibaratkan seekor madu, setelah melihat salah satu mawar tetapi tidak menarik warnanya, dia pergi. Kemudian dia terpikat warnanya, tetapi wanginya tidak seharum seperti dugaannya, diapun pergi. Begitupun dengan yang selanjutnya, warnanya semerbak, wanginya harum tapi sayang rasanya tak semanis tampak luarnya, dan diapun pergi. Begitulah ulah si “GJ” itulah nama yang pantas kuberikan untuknya. Memang aneh. Dari awal perkenalan juga aneh, dan selanjutnya juga tambah aneh. Orang aneh.
Berbagai alasan dia gunakan untuk mengajakku berkenalan. Mulai dari menanyakan sesuatu hal yang bersifat pekerjaan, hingga masalah honorarium yang diperoleh yang itu semua menurutku “Gak Nyambung” banget. Seperti biasa, awalnya aku mencoba untuk berpositif thinking dan menjawab semua pertanyaan yang “Gak Nyambung” itu dengan jawaban yang sebatas sepengetahuanku saja. Karena akupun terkadang tidak begitu faham dan mengerti. Atau mungkin aku tak begitu menghiraukannya. Tapi demi menghormatinya, semua pertanyaan itu aku jawab. Setelah menanyakan hal yang dirasa cukup, mulailah dia menggencarkan senjata, act like a player.
Aku : maaf ya Pak/Bu, anda siapa? Dan tahu nomor saya dari mana?
( waktu itu dia belum menjelaskan kalo dia itu pria )
Dia : Maaf bu, saya dapat no ibu dari teman saya. Saya B.
Aku : dapat dari siapa ya pak?
Dia : saya dapat dari Pak S, Bu.
Soalnya saya pengen Tanya Tanya masalah yang tadi.
Aku : Owh.. Pak S.
Sejak itu akupun tak pernah menghiraukannya. Aku anggap mungkin dia cuma sekedar tanya masalah pekerjaan dan tanya masalah perbedaan kesejahteraan antara Kabupaten dan Kota. Maybe.
And then, he sent a massage again to me. Dan yang kali ini bahasa berbeda. Lebih “SKSD”alias sok kenal sok dekat. Such as, Tanya udah sholat?, udah makan?, dan rayuan rayuan gombal yang gak penting yang lain. Dan terkadang bodohnya aku, mau mau aja balesin sms darinya, huft.. dia terkadang menanyakan hal hal yang buatku itu privasi. Pertanyaannya memang mengindikasikan kalau dia mencari seorang pendamping, ingin memilih dari sekian banyak wanita yang pernah dia kenal, dan sepertinya pilihan yang terakhir itu aku ( kalau memang cocok )hehe..
Aku sempat menanyakan beberapa hal kepada teman kerjaku. Seperti menanyakan asalnya dari mana, kerja dimana, orangnya bagaimana dan umurnya berapa. Dan betapa kagetnya aku setelah diberi tahu bahwa ternyata umutnya sudah berkepala 3. WHAT!! Pada saat itu sempat terfikir olehku bagaimana tampang orang yang sudah berumur 30an. Pasti pendek dan dekil ( wkwk.. don’t judge the book by its cover untuk sementara ini gak berlaku deh ). Dan yang pasti aku menyangka pasti dia sering mengenakan sarung. Bagaimana tidak dia alumni sebuah pondok. Oh My God.. sebenernya sih hamba meminta dijodohkn dengan orang yang soleh, taat dalam ibadah. Tapi kalo kemana mana pake sarung ya terkadang malu maluin. Hehe..
Setelah beberapa lama sms an. Dia mengajakku untuk bertemu. Awalnya aku menghendaki untuk bertemu di rumah. Karena aku pikir, jika bertemu dirumah lebih menghemat waktu dan gak ribet ribet amat.
Aku : gimana kalo dirumahku aja ketemuannya?
Dia : rumah kamu dimana?
Aku : deket kok, ntar tak tunjukin jalannya
Dia : ntar gimana keluargamu?
Aku : ( bertanya tanya ) kenapa dengan keluargaku?
Dia : aku takut kamu dimarahi keluargamu
Aku : dimarahi? Emangnya kenapa kok bisa dimarahi?
Dia : ya, mungkin kamu gak pernah bawa temen laki laki dirumah kamu
Aku takut nantinya kamu dimarahi karena aku ke rumah kamu
Aku : ( sungguh alasan yang gak masuk akal ) trus maunya gimana?
Dia : gimana kalau ketemuan di rumah temenku yang dia juga temen kerja kamu?
Aku : di rumah pak S? ( lama memikirkan tawarannya )
InsyaAllah lah. Ntar tak kabari
Dari perdebatan tentang dimana tempat janjian itulah aku sedikit merasa males menanggapinya lagi. Tapi aku mencoba untuk tidak mengecewakan. Dan akhirnya tak lama kemudian dia sms dan menanyakan tentang pertemuan kita. Dan akhirnya akupun menyetujui bertemu dirumah teman dan juga rekan kerjaku. Aku sempat berjanji dalam hati, kalo memang ada seorang laki laki yang mau aku ajak kerumah dan yang mau serius denganku, DIA JODOHKU. Tentunya dengan tidak melupakan saran dari Yang Maha memiliki cinta terbesar.
Hari itu, setelah pulang dari kerja, dengan tampang yang biasa biasa aja ( kata orang jawa, kumus kumus. Dan terlihat sangat capek ) waktunya untuk ketemuan. Kenapa aku tak menyempatkan untuk berbenah diri, supaya di bisa melihat aku yang apa adanya. If u like me take me, and if don’t like me, im gonna be okay. Entah kenapa, selama dia belum datang, aku tak pernah merasakan deg deg an yang begitu berarti. Begitupun setelah ketemuan, I don’t feel the chemistry between us. Gak ngerasain sesuatu yang terjadi. Kalo kata India mah, Kuch Kuch Hota Hai. Wkwkw… mungkin karena ilfil umurnya kali, tapi dari wajahnya sih tak terlihat seperti orang yang berumur 30an lebih. Ya tampang umur hampir 30an lah. Hehe.. ( itu mah sama aja kali ya )
Dari pertemuan itu, aku sempat berfikir. Jika Allah mentakdirkan dia sebagai jodohku, maka akan ada jalan agar dia mendekat. Kalo memang dia bukan jodohku, aku meminta untuk segera menjauhkan dia dariku dan menggantinya dengan yang lebih baik. And I think, doa ku dikabulkan oleh Allah. Sepertinya sikapnya tidak membuat semakin mendekatiku. Malah semakin menjaga jarak. And I now that he doesn’t belong to me. Dia bukan jodohku. Akan ada yang lebih baik, jauh lebih baik dari dia, dari semua GJ yang pernah kutemui. Amien.. hopely.
“Robby laa tadzarni fardan waantal khoirul waaritsiina”
Doa itu selalu kupanjatkan kepada Allah SWT dalam tiap shalatku. Bermunajat agar lekas diberikan jodoh yang sesuai dengan apa yang aku butuhkan. Karena Allah akan memberikan yang sesuai kebutuhan kita bukan keinginan kita. Aku hanya butuh seseorang yang mau berbagi, bertukar pikiran dan menasehati dalam kebaikan. Seorang imam yang tidak hanya membimbing dalam shalat, tetapi membimbing aku untuk menjadi yang lebih baik. And of course be a better wife for my husband, better mother for my child, and better person in everything.
Mungkin pengalamanku bertemu dengan beberapa orang “GJ” membuatku sadar untuk lebih berhati hati, dan lebih memilih lelaki yang pantas untuk dijadikan suami. Walaupun seorang wanita itu bukan pada tempatnya untuk memilih. Tetapi apa salahnya untuk memilih yang terbaik untuk sekali seumur hidup?
And married is not that simple. Nikah itu bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani. Musti dengan pemikiran yang matang, persiapan yang matang, dan siap lahir maupun bathin. Klu sudah ngomong masalah nikah, nggak aka nada ujungnya. Panjjaaaaangggg lebbaaaarrr kali tingggiii deh yang ada. Kita manusia hanya bisa berdoa, dan ikhtiyar supaya diberi kemudahan dalam apapun. Amien..