pagi
hari, pukul 06.30 aku bangun dari tidur, tak seperti biasanya. Aku merenung
memikirkan sesuatu yang terjadi pada malam hari sebelumnya. Ternyata aku
mengalami mimpi buruk. Tak tahu apakah itu mimpi buruk atau semacam pertanda. Setelah
bangun dari tidur aku pun sempat membacakan Al Fatihah untuk seorang nenek yang
hadir di dalam mimpiku.
Dalam
mimpiku malam itu, terlihat seorang nenek yang sedang berdiri disampingku. Beliau
hanya melihatku, entah kenapa wajahnya tak nampak jelas buatku. Sebelumnya beliau
juga pernah mendatangiku. Hanya pada waktu itu aku bahkan tidak tahu apakah aku
dalam kondisi sadar ataukah bermimpi. Tetapi malam itu wajahnya beda dari
sebelumnya, beliau tampak sangat putih. Seperti bercahaya, dan menatapku. Tapi entah
apa yang ingin beliau sampaikan kepadaku, hanya saja sepertinya aku merasakan
beliau ingin meminta bantuan kepadaku. Tetapi yang menimbulkan pertanyaan buatku,
mengapa harus aku yang beliau datangi malam itu? Dan keesokan harinya, setelah
kuhadiahkan beliau Al Fatihah, akupun meneteskan air mata. Bertanya-tanya
apakah maksud semua ini?
Kemudian
di pagi yang sama akupun bersiap memulai aktifitasku, tapi entah mengapa dalam
kepalaku masih saja memikirkan apa yang akan terjadi dan apa yang akan kulakukan.
Aku terdiam, sampai aku hampir melupakan tujuanku pada waktu itu. Setelah selesai
aku melaksanakan tugasku, akupun iseng online di akun jejaring sosialku,
berharap ada seorang teman yang bisa aku ajak bertukar pikiran tentang apa yang
terjadi padaku. Ternyata salah satu temanku pun online pada waktu itu.
Kami
membicarakan tentang apa yang terjadi, dan akupun menjelaskan semua yang
terjadi di mimpiku. Ketika itu aku bertanya pada temanku.
“apa
sih maksudnya beliau menghampiriku?”
Dan
diapun berkata,
“beliau
hanya ingin minta bantuan ke kamu kok”
“beliau
ingin kamu menyampaikan kepada cucunya, mungkin cucunya melakukan kesalahan,
atau keluarganya yang melakukan kesalahan”
“dan
sebenarnya, orang yang meninggal itu tidak benar-benar meninggal, tetapi hanya
berpindah alam. Dan beliau pun bisa melihat apa yang dilakukan oleh keluarganya
dan cucuya di dunia”
Pada
waktu itu temankupun menenangkanku, dia memintaku untuk menyampaikan amanat
yang sudah diberikan kepadaku lewat mimpiku kepada cucunya. Dan buatku, amanat
itu hal yang wajib untuk disampaikan. Baik itu berita baik maupun berita buruk.
Sebenarnya aku sangat takut ketika aku menyampaikan amanat –yang aku sendiripun
masih bingung dengan jalan ceritanya- aku takut tidak dipercayai oleh orang
lain. Apa lagi dalam hal ini orang yang aku beri tahu adalah orang yang sama
sekali belum aku temui secara langsung, kami hanya berkomunikasi lewat telepon
terkadang lewat ym dan jejaring social Facebook.
Saat
itu aku memberanikan sms kepadanya, aku tidak berani untuk berkata banyak dalam
smsku. Aku hanya mengirimkan kata2 singkat yang berisi agar dia berhati-hati
dalam bertindak. Dan akupun memberikan alamat facebook serta paswort ku
kepadanya, agar dia melihat sendiri percakapanku dengan temanku tentang
kejadian mimpi yang aku alami. Selain itu, aku cantumkan nomor telepon temanku
supaya dia bisa bertanya tentang apa yang aku alami, karena aku tak bisa
bercerita banyak. Aku hanya takut dia tidak mempercayai akan kejadian yang aku
alami. Tetapi percaya ataupun tidak itu merupakan keputusan dia. aku hanya
berusaha menyampaikan amanat dari neneknya melalui mimpiku.
Dan
malam harinya, dia berusaha menghubungiku. Tetapi pada saat itu aku sedang
tidak ingin diganggu karena akupun butuh waktu untuk berfikir apa maksud dari
mimpi yang aku alami. Selang beberapa menit kemudian aku memberanikan sms
temanku hanya untuk bertanya, “what am I suppose to do?” dan dia pun menjawab “tell
him”. So, at that time I call him. I tell everything, and I try to call my another friend, hanya
untuk meyakinkan temanku bahwa aku tidak main-main dengan amanat yang aku
sampaikan. Akhirnya, akupun menelepon kedua temanku dalam waktu yang bersamaan.
Kami ber converence call, membicarakan tentang apa yang terjadi padanya
akhir-akhir ini.
Alhamdulillah,
dari pembicaraan kami lewat telepon. Akhirnya dia pun percaya dengan apa yang
aku alami. Dan diapun banyak bertanya tentang kejadian-kejadian yang pernah
menimpanya kepada temanku. Akupun lega, akhirnya satu amanat telah disampaikan.
Tenyata, dari setiap kejadian itu ada hikmah dibaliknya. kita jadi tau dan bisa
waspada akan apa yang akan terjadi kedepannya.
***
Tentang
kejadian aneh yang beberapa bulan ini terjadi padaku, akupun bertanya-tanya. Apa
yang aku lakukan? Amalan apa yang aku baca? Ataukah mungkin aku membaca amalan
yang bukan seharusnya aku baca? I was wondering.. akhir-akhir ini memang banyak
kejadian-kejadian yang aneh menimpa padaku.
Pertama,
aku didatangi oleh seorang nenek yang berbaju motif bunga2 warna oranye dengan
mengenakan kain bawahan batik yang khas dipakai oleh orang yang sudah lanjut
usia. Beliau mengenakan iket kepala hitam dan kerudung panjang warna putih. Sayangnya
wajah beliau tidak terlalu tampak. Dan beliau hanya berdiri disamping tempat
tidurku dengan tidak bergerak, hanya berdiri menatapku. Karena ketakutan,
akupun menutupi mataku dengan selimut pada waktu itu. Anehnya lagi, mulutku
serasa ingin terbuka secara sendirinya. Dan akupun tak bisa berkata apa-apa. Badanku
terasa dingin, pundakku terasa hangat dan nyeri. Setelah aku terjaga –entah itu
mimpi atau aku hanya berimajinasi, namun jikalau aku berimajinasi, ini adalah
imajinasi yang sangat nyata- aku berusaha menghubungi temanku dan
memberitahukan kepadanya seorang nenek mendatangiku dan akupun menyebutkan cirri-ciri
nenek tersebut. Dan diapun mengakui bahwa beliau adalah neneknya karena dia
juga yakin dengan cirri-ciri yang aku sebutkan dan pakaian yang beliau kenakan
ketika mendatangiku. Pada saat setelah kejadian itu aku bermunajah untuk selalu
membacakan Al Fatihah kepada beliau –meskipun tidak secara kontinu-
Kedua,
hari jum’at selang dua minggu dari hari jum’at pertama yang aku kedatangan
seorang nenek. Aku seperti dibisiki oleh suara yang sangat familiar untukku. Suara
ayahku, ya.. aku yakin itu suara ayahku. Tapi beliau membisikkan sesauatu yang
aku sendiri tidak tahu apa maksudnya. Beliau seolah berbisik kepadaku
“ayo,
ikut ayah.. ayah tau kamu sudah tidak kuat dengan keadaan seperti ini”
Suara
itu terngiang-ngiang ditelingaku, dan aku hanya bisa menangis mendengan suara itu
terus menerus. Ketika ketiga kalinya suara itu datang, entah kenapa aku
memberanikan diri untuk berkata
“tidak!!”
“aku
tahu engkau sayang kepadaku, dan melihatku menderita di dunia ini. Tapi maaf,
aku masih belum siap untuk ikut denganmu. Aku masih mempunyai tanggung jawab
untuk keluargaku sepeninggalmu”
Setelah
aku memberanikan diri berkata demikian, sedikit demi sedikit suara itu hilang
dari telingaku. Dan akupun menangis tersedu mengingat betapa merindukannya aku
kepada ayahku. Aku sempat menceritakan kejadian ini kepada temanku, tetapi dia
menyangkal kalo itu adalah ayahku. “Mungkin itu adalah jin yang suaranya
dimiripkan suara ayahmu” katanya. Aku juga sedikit meragukan apakah benar itu
ayahku atau hanyalah jin yang sekedar menggodaku. Wallahu a’lam..
Ketiga,
suatu malam aku tanpa sengaja melewati sebuah gang yang terletak tak jauh dari
alun-alun di kotaku. Waktu itu kami –aku dan mamiku- setelah selesai
berbelanja. Kami mengambil jalan singkat untuk lebih mempercepat sampai
dirumah. Setelah beberapa rumah kami lewati, tiba-tiba aku seperti merasakan
ada sesuatu disebuah rumah kosong yang menarik perhatianku dan mendorongku
untuk melihat kearah rumah kosong tersebut. Tapi anehnya aku tidak melihat
bagaimana wujud dari makhluk tersebut, hanya merasakannya. Pada waktu itu
akupun sempat berhenti sejenak melihat kearah rumah itu. Dan tidak tampak
apapun, hanya sebuah rumah kosong tua yang lama tak dihuni. But I believe that I
feel it.. sampai-sampai mamiku menepuk bahuku, mengingatkanku untuk segera
pulang karena hari sudah malam. –memang pada waktu itu pukul 9 lebih-
Dan
keempatnya adalah kejadian yang aku ceritakan diawal.
Entah
mengapa Allah mengijinkanku untuk merasakan sesuatu yang aku sendiri sebenarnya
tak berharap memilikinya. Kata temanku, ini adalah kelebihan yang Allah
berikan. Tidak semua orang diberikan kelebihan seperti yang terjadi padaku. Dan
untuk menyangkal kelebihan yang ada pada diriku, akupun mensugesti diri untuk
berusaha tidak mencari tahu ataupun melihat maupun merasakan keberadaan makhluk
tak kasat mata yang berada disekitarku. Aku berkata pada diri sendiri “aku
tidak punya kelebihan apapun, aku hanya manusia normal yang ingin hidup normal
layaknya manusia yang lain”
Semoga
dari semua kejadian diatas, Allah selalu melindungiku dari gangguan makhluk tak
kasat mata yang ingin menggangguku. A’udzubillahi minasshaithonirrojiim.. Aku
berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan yang terkutuk..