“masbro”
“hmm...”
“bisa nge hack facebookq gak?”
“mo ngpain?”
“gpp, hack aja yang sekiranya aq atau orang
lain gak bisa liat lagi”
“aq udah nyoba tak deactivated, tp masih bisa
diaktifin lagi, tp kali ini aq gak pengen diaktifin lagi. Bisa?”
“oke, kasi username sama paswort nya. Tak
acak-acak e..”
“oke”
Kedengarannya gila mungkin, menghack akun
tanpa tau alasan yang jelas seperti apa. akibat dari ulah dia tuh bukan hal
yang utama untuk memusnahkan akun. Ingin lebih realistis, tidak lebay, berhenti
berkhayal dan mengeluh. Itu saja.
“done”
“hah? Cepet banget”
“ya, cek aja”
“haha.. okesip, udah gak bisa dibuka lagi. Tertulis
–anda menggunakan paswort yang lama, masukkan paswort baru untuk masuk ke akun
anda- hebat!”
“ just wanna back to reality masbro, im so
tired of that shit. And its better way to move on”
“hahaha... ada ada aja kepinginanmu”
“yah.. butuh 4 tahun mempertahankan fb, butuh
3 jam bikinnya, butuh 3 menit buat nge hack. Haha..”
“I just cant belive ur stupid reason”
“its stupid maybe, but makes me better
masbro.. thank you”
“anytime”
Stupid reason, kali ini memang alasan yang
bodoh. Tapi entahlah, terkadang kebodohan atas suatu tindakan bisa melegakan
–at that time- tapi kadang bisa menyesal kemudian, maybe but hope not. Hhmmm..
just let it be.
***
Bermula pada...
Sebuah foto pacar dari cowok yang –entah apa
namanya- dekat dengan saya. Seketika itu juga saya merasa, seperti dipecundangi
oleh kenyataan, dipermainkan oleh perasaan, dan dilumpuhkan otaknya. At that
time I think, what the hell is this? Siapa sih saya? Then I realize that I am nothing.
Hanya tak ubahnya seperti benalu yang hampir menggerogoti tanaman nan indah
yang sudah tertata rapi sejak lama. Shit!
Tanpa terasa perasaan bersalahpun muncul
seketika, mungkin saya yang salah menanggapi semua perhatian hampa, meladeni
permintaan yang sebenarnya merugikan. Saya berfikir bagaimana jika berada di
posisi pacarnya, mungkin dia santai saja menanggapinya atau mungkin bisa saja sebaliknya.
Entahlah. Tapi sebenarnya tak terlalu sebersalah itu sih, diapun bukan tipe
saya bahkan sayapun bukan tipenya. Saya tau itu. Hanya saja kala itu saya
terbuai. Tidak pernah ada rasa cinta, tidak pula suka, hanya hambar. Like I said,
seperti bercinta dalam mimpi. Nikmatnya cuma dalam mimpi, tapi ketika bangun
dan berada di kenyataan yang sebenarnya rasa itu hilang tak berbekas.
As my apology and my gratitution, I write this
to him
“hey, thanks for everything ya.. thanks buat
pembelajarannya tentang hidup. Thanks buat ilmunya, ilmu nulis, ilmu ketika
kita diskusi sendiri maupun di grup. Thanks buat ilmu apapun yang dibagiin deh.
Sory juga udah ngerepotin, sory kalau aq suka ngeyel, suka gumun-gumun gak
jelas, sory aq udah keluar dari grup, sory juga aq udah remove smpyn jadi
temenq. Sory for everything. Kemarin aq gbs tidur, mo nangis tapi gbs keluar
air mata. Gtau kayaknya aq emang harus benar-benar move on. Coba lihat lirik
itu kok kayaknya aq jahat banget. Aq pernah nampar ibu dari adik tiriq karena
dia ngerebut ayahq, aq gmau tamparan itu terjadi sm aq. Ben wes diarani alay,
tp ya mending dari pada disebut-sebut cewek penggoda cowok orang. Thanks and
sory for everything I never forget”
Yah, mungkin tulisan ini belum sepenuhnya
bermakna bagi dia. tapi memang tujuannya bukan untuk bermakna atau tidak, entah
dibaca olehnya, oleh pacarnya atau tdk sekalipun. I really don’t care, that’s not
my point. Hanya sekedar ucapan maaf dan terima kasih. Meskipun mungkin ada hal
yang menyakitkan, dari tingkah lakunya maupun dari ucapannya tapi tetap saja
dia pernah membuat saya lebih tau tentang hidup. Mungkin kata “hidup” terlalu
luas, tapi dia mengajarkan saya bagaimana seharusnya menghadapi masalah. Ya,
mungkin itu. He teach me to be stronger, “ojo gumunan, liat dulu, pelajari dulu
baru dimengerti dan dipahami” itu katanya. Andai hal ini tidak terjadi, dialah
kakak yang selalu menasehati saya disetiap kali curhat. Sayapun pernah berjanji
dalam hati ingin datang di pernikahannya –hanya belum pernah saya sampaikan,
sekedar keinginan sendiri- karena waktu itu saya anggap mereka pasangan serasi.
Sama-sama pintar, mungkin karakternya hampir sama, enjoy life.
Tentang lirik lagu, judulnya Dosa Termanis
penyanyinya Tere. Liriknya kurang lebih seperti ini.
Kulupakan semua aturan.
Kuhilangkan suara yang berbisik.
Yang selalu menyuruhku.
Tuk tinggalkanmu.
Hanya hati yang kuandalkan.
Dan kucoba melawan arus.
Namun saat bersamamu.
Masalahku hilang terbang melayang.
Kau adalah kesalahan yang terindah hingga buatku marah, tapi juga
menikmati.
Kau adalah dosa termanis yang menggodaku saat kubutuh rasakan
sedikit cinta.
Kembalilah kau padanya.
Hanya itu jalan satu-satunya.
Karna semakin lama ku ingin kau lebih.
Saat kulihat bait terakhir dari lagu itu “Kembalilah
kau padanya. Hanya itu jalan satu-satunya. Karna semakin lama ku ingin kau
lebih” sepertinya itu adalah pertanda saya untuk mundur secara perlahan. Saya tidak
ingin mengganggu hubungan pasangan yang sudah –mungkin- mantap untuk menuju jenjang
selanjutnya. Bukan tipe saya juga menggangu hubungan orang lain, dengan pria
bersuamipun saya terang-terangan menolak. Apalagi dengan yang masih pacaran. Tidak
pernah ada dosa terindah apalagi dosa termanis. Kalau menurut saya, dosa ya
dosa. Mungkin ada sebagian wanita berharap untuk mempunyai hubungan yang lebih,
merebutnya untuk dimiliki. Tapi maaf, tidak begitu dengan saya. Saya pernah
mengalami hal yang sama, pernah berada di situasi yang sama. Bahkan lebih
buruk. Jadi, buat siapapun anda pembaca blog saya. Yang sudah punya pacar atau
belum. Yang pacarnya pernah hampir dimiliki orang lain, atau yang sedang berada
diposisi yang hampir sama dengan saya, just remember this :
1.
Jangan pernah
anda berani bermain api kalau TIDAK INGIN TERBAKAR
2.
Follow your heart
but don’t forget to think deeply
3.
Be faithfull, no
matter what happen between u both and in many situation.
4.
Akan ada saatnya.
Yang setia dapet yang setia, yang baik dapet yang baik, yang sabar dapet yang
sabar, yang jomblo dapet pacar yang baik. Yang bohong akan dibohongi, yang main
main juga akan dimainin. Its called karma, u may believe or u don’t.
***
Sahabat mungkin tempat yang paling tepat untuk
mengadukan hal apapun. Tak hanya berbahagia bersama sahabat, sedihpun juga.
“inget cerita waktu aq nginep dirumah kamu
setelah reunian habis bukber?”
“yang mana? Banyak. Haha..”
“yang cowok udah punya pacar itu lo”
“owh.. ya, kenapa?”
“aq udah perlahan pergi dari dia. sudah
saatnya dia kembali dengan pacarnya. Toh aq bukan siapa-siapanya. Aq udah
remove dia dari temanq, udah keluar dari grup yang biasa kita diskusi bareng
disana. Tapi rasa sakitnya masih ada. Hmm....”
“kamu sakit? Dia? belum tentu. Itulah rasanya
kalau jauh dari seseorang. Santai aja, perasaan kaya gitu akan hilang kok dalam
beberapa waktu. EPISODE MU, kamu harus merasakan yang seperti ini. MOVE ON!
Temukan yang terbaik”
Entah kenapa, saran dari sahabat yang beda
usia setahun lebih muda ini menyadarkanku. Ya, saya mungkin sakit hati, dia
juga belum tentu. Tapi saya pikir-pikir, it wasting my time to fallin down. It better,
to starting my heart to fallin love again.
“santai aja, aq juga dulunya berliku-liku kok.
Tapi asik, ada sejarahnya”
“ya sih, tapi aq tuh gbs sesantai itu
ngadepinnya. Trus gimana dong ngadepinnya?”
“ya jangan terlalu dipikir. Hidup itu kaya
naik motor, harus liat kedepan. Kalo terlalu sering liat spion, akan jatuh. Boleh
liat masa lalu, tapi sekejap aja.”
“bener banget. Mungkin selama ini kalau aq
naik motor kebanyakan liat spion sih, terlalu takut untuk melaju ke depan
akhirnya sering liat spion untuk melihat kebelakang. Padahal kalau
dipikir-pikir, dibelakang juga masih jauh dan gak akan terjadi apa2. Malah yang
didepan yang harus dilihat, takutnya ada kendaraan lain ngerem mendadak”
“sip..”
“trus menurutmu, aq ngeremove, delete kontak,
dan keluar dari grup tuh udah bener gak sih?”
“bener... itu namanya punya prinsip”
Ahh.. finally, buat sahabat saya semua yang
saya lakukan benar adanya. Punya prinsip. Punya prinsip untuk tidak lagi datang
dikehidupannya, punya prinsip untuk tidak lagi menghubunginya, punya prinsip
untuk tidak lagi menyakiti hati ceweknya yang juga perempuan sama seperti saya.
Sudahlah... sudah cukup berlebay-lebay tentang
kehidupan saya. Mungkin bagi sebagian orang hal seperti ini dianggap lebay atau
apalah. Tapi yah inilah ajang saya untuk menghilangkan stress. Dari pada gagal
move on, trus stress. Live is too precious to act a fool. Think wisely and life
happily. Always smile and move on!
Thanks to masbro, to help me move on with
stupid way for a stupid reason. Thanks to Ree for great advice. And thanks for
you, for a beautiful story and meaningfull lessons for my life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar