Namanya Syahnaz. Gadis hitam
manis berjilbab dengan senyum yang manis pula. Terlihat lesung pipit yg
dalam ketika ia tersenyum dan sungguh sangat cantik.
Kebetulan sekali dia adik angkatan di kampus, kami sering terlibat acara bersama. Dan disanalah saya diam-diam memperhatikan dia. Terkadang, hanya sekedar melirik ketika banyak orang.
Jatuh cinta diam-diam. Mungkin itu istilah tepatnya.
Suatu ketika saya secara tak sengaja berpapasan langsung dengannya. Dan itu sumpah! Membuat saya deg-degan setengah mati.
"Lho, kak Mike? Sendirian aja?" Tanyanya sambil memegang mukenah.
Sungguh gadis yang taat beribadah, dikampus dia tak pernah terlewat untuk tunaikan kewajibannya lima waktu.
"Iya nih" jawabku
"Kenapa gak masuk aja ke mushola" tanyanya
"Aku lagi nunggu temen, dia bentar kok. Maaf, aku non muslim" sambil tersenyum, saya jawab pertanyaannya.
Ya, saya memang non muslim. Namun, saya pernah diajarkan untuk saling menghormati antar umat beragama.
Syahnaz awalnya memang belum tau kalau saya sebenarnya non muslim.
"Trus kl non muslim, bakalan g dibolehin duduk gitu kak?"
"Kalau mau duduk, monggo. G dilarang kok. Ntr capek loh berdiri terus" ujarnya sambil tersenyum simpul.
Manis sekali! Ucapku dalam hati.
"Nah, tuh dia Saleh yg ditungguin"
Kebetulan Saleh sendiri yang menyuruhku untuk menunggunya diluar musola, karena dia bilang hanya sebentar. Dan dia tak mempersilahkan saya utk duduk, jadi saya kira itu dilarang untuk non muslim.
Tp untunglah, Syahnaz menepis anggapan saya.
***
Semakin sering kegiatan kami dikampus, semakin sering intensitas antara saya dan Syahnaz untuk bertemu.
Kami kebetulan suka hal yang sama dan masuk dlm kelompok yang sama pula. Fotografi dan pecinta alam.
Disanalah saya dan Syahnaz sering dijadikan pasangan oleh teman2. Saya ketua, dan Syahnaz wakilnya.
Hingga tak jarang, saya mengantarkan Syahnaz pulang karena kebetulan kegiatan kita sama.
Mungkin dari sanalah saya semakin suka dan kagum dengannya. Dengan tutur dan bahasanya yang sopan, pakaiannya yang rapi, Dan sebagai pelengkap yaitu wajahnya yang cantik secantik hatinya.
***
Kala itu, saya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan saya ke Syahnaz.
Kebetulan momennya tepat, saya dan Syahnaz sedang menyiapkan beberapa foto untuk diikutkan dlm lomba fotografi di kampus. Dan Syahnaz adalah model saya.
Setelah sesi pemotretan selesai, sayapun menghampiri Syahnaz
"Naz, ada yang mau aku omongin ke kamu"
"Ya kak, apa?"
"Mike aja, gak pake kak. Ok?"
"Ok. Mike, ada apa?"
Kulihat sorot matanya tajam ketika saya memintanya untuk memanggil nama saya.
Kamipun terdiam.
Ahh.. saya grogi!
"Sebenernya... dari dulu... aku suka kamu naz" ucapku sambil terbata2
Kulihatmu tersipu malu, pipimu memerah.
"Trus?" ujarnya
"Truss.. aku.. cuma mau bilang itu"
"Aku suka kamu, thats it. Terserah kalau kamu mau jawab atau enggak. At least aku udah ngungkapin perasaanku yang sebenarnya ke kamu"
Yess!! plong rasanya.
"Aku juga suka kamu Mike"
Seketika kudengar Syahnaz mengucapkan kalimat yg sama.
Yesss!! Ternyata tak bertepuk sebelah tangan.
Namun ada hal yang sangat prinsipil yang saya pikirkan sekarang. Adanya perbedaan keyakinan diantara saya dan Syahnaz.
Saya yakin, Syahnaz adalah muslimah yang taat. Sayapun demikian, dibesarkan dari keluarga yang taat beragama. Bukan hal yang mungkin jika nantinya saya akan mengikuti keyakinan Syahnaz, pun demikian dengan Syahnaz yang mengikuti keyakinan saya.
Namun, memikirkan hal itu untuk saat ini, mungkin terlalu jauh.
Pada akhirnya...
Kami hanya bisa membiarkan rasa suka, sayang, kepada satu sama lain. Tanpa ada ikatan.
Kembali lagi...
Jatuh cinta diam-diam
Ya, memang cinta tak pernah memandang agama. Namun terkadang, cinta gagal mempersatukan agama. Meskipun keduanya saling jatuh cinta.
Kebetulan sekali dia adik angkatan di kampus, kami sering terlibat acara bersama. Dan disanalah saya diam-diam memperhatikan dia. Terkadang, hanya sekedar melirik ketika banyak orang.
Jatuh cinta diam-diam. Mungkin itu istilah tepatnya.
Suatu ketika saya secara tak sengaja berpapasan langsung dengannya. Dan itu sumpah! Membuat saya deg-degan setengah mati.
"Lho, kak Mike? Sendirian aja?" Tanyanya sambil memegang mukenah.
Sungguh gadis yang taat beribadah, dikampus dia tak pernah terlewat untuk tunaikan kewajibannya lima waktu.
"Iya nih" jawabku
"Kenapa gak masuk aja ke mushola" tanyanya
"Aku lagi nunggu temen, dia bentar kok. Maaf, aku non muslim" sambil tersenyum, saya jawab pertanyaannya.
Ya, saya memang non muslim. Namun, saya pernah diajarkan untuk saling menghormati antar umat beragama.
Syahnaz awalnya memang belum tau kalau saya sebenarnya non muslim.
"Trus kl non muslim, bakalan g dibolehin duduk gitu kak?"
"Kalau mau duduk, monggo. G dilarang kok. Ntr capek loh berdiri terus" ujarnya sambil tersenyum simpul.
Manis sekali! Ucapku dalam hati.
"Nah, tuh dia Saleh yg ditungguin"
Kebetulan Saleh sendiri yang menyuruhku untuk menunggunya diluar musola, karena dia bilang hanya sebentar. Dan dia tak mempersilahkan saya utk duduk, jadi saya kira itu dilarang untuk non muslim.
Tp untunglah, Syahnaz menepis anggapan saya.
***
Semakin sering kegiatan kami dikampus, semakin sering intensitas antara saya dan Syahnaz untuk bertemu.
Kami kebetulan suka hal yang sama dan masuk dlm kelompok yang sama pula. Fotografi dan pecinta alam.
Disanalah saya dan Syahnaz sering dijadikan pasangan oleh teman2. Saya ketua, dan Syahnaz wakilnya.
Hingga tak jarang, saya mengantarkan Syahnaz pulang karena kebetulan kegiatan kita sama.
Mungkin dari sanalah saya semakin suka dan kagum dengannya. Dengan tutur dan bahasanya yang sopan, pakaiannya yang rapi, Dan sebagai pelengkap yaitu wajahnya yang cantik secantik hatinya.
***
Kala itu, saya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan saya ke Syahnaz.
Kebetulan momennya tepat, saya dan Syahnaz sedang menyiapkan beberapa foto untuk diikutkan dlm lomba fotografi di kampus. Dan Syahnaz adalah model saya.
Setelah sesi pemotretan selesai, sayapun menghampiri Syahnaz
"Naz, ada yang mau aku omongin ke kamu"
"Ya kak, apa?"
"Mike aja, gak pake kak. Ok?"
"Ok. Mike, ada apa?"
Kulihat sorot matanya tajam ketika saya memintanya untuk memanggil nama saya.
Kamipun terdiam.
Ahh.. saya grogi!
"Sebenernya... dari dulu... aku suka kamu naz" ucapku sambil terbata2
Kulihatmu tersipu malu, pipimu memerah.
"Trus?" ujarnya
"Truss.. aku.. cuma mau bilang itu"
"Aku suka kamu, thats it. Terserah kalau kamu mau jawab atau enggak. At least aku udah ngungkapin perasaanku yang sebenarnya ke kamu"
Yess!! plong rasanya.
"Aku juga suka kamu Mike"
Seketika kudengar Syahnaz mengucapkan kalimat yg sama.
Yesss!! Ternyata tak bertepuk sebelah tangan.
Namun ada hal yang sangat prinsipil yang saya pikirkan sekarang. Adanya perbedaan keyakinan diantara saya dan Syahnaz.
Saya yakin, Syahnaz adalah muslimah yang taat. Sayapun demikian, dibesarkan dari keluarga yang taat beragama. Bukan hal yang mungkin jika nantinya saya akan mengikuti keyakinan Syahnaz, pun demikian dengan Syahnaz yang mengikuti keyakinan saya.
Namun, memikirkan hal itu untuk saat ini, mungkin terlalu jauh.
Pada akhirnya...
Kami hanya bisa membiarkan rasa suka, sayang, kepada satu sama lain. Tanpa ada ikatan.
Kembali lagi...
Jatuh cinta diam-diam
Ya, memang cinta tak pernah memandang agama. Namun terkadang, cinta gagal mempersatukan agama. Meskipun keduanya saling jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar