Sudah hampir lima tahun usia pernikahanku dengan Indy namun kami masih belum dikaruniai momongan.
Akupun tak mempermasalahkan itu karena anak adalah titipan Tuhan yang diberikan ketika memang benar2 siap.
Aku
tahu, dan Tuhanpun mengerti. Aku menganggap ini adalah kesempatan kami
untuk berpacaran. Karena aku dan Indy belum pernah berpacaran
sebelumnya.
Orang tua kami saling menjodohkan, ketemuan, kemudian menikah. Kami pacaran setelah pernikahan.
Pagi
itu, kulihat istriku tercinta sedang sibuk membuatkanku secangkir
kopi. Kebiasaannya memang, setelah ia bangun tak lantas membangunkanku
untuk segera mandi. Namun dia mempersiapkan terlebih dahulu kopi
untukku.
"Sayang... bangun.." sapa istriku sambil menepuk lembut pipiku
"Hmmm..." sautku
pura2 nya aku tak menghiraukannya, padahal sebelumnya aku mengintipnya.
Sungguh cantik, cantik hati, cantik raga.
"Mas mau mandi air anget apa air biasa?"
"Apa aja sayang, air anget juga boleh"
"Yaudah aq bikinin air anget dulu buat mas"
"Ya sayang"
Sebenarnya
istriku bukanlah istri yang romantis, justru akulah yang romantis. Aku
sering membawakannya bunga ketika dalam perjalanan pulang dari kantor.
Itung2 sebagai imbalannya yang telah membuatkanku makan malam yang
lezat.
"Dok.. dok.. dok.." kudengar suara ketukan dipintu kamar mandiku
"Yaaa..." teriakku
"Mas, bajunya udah aku siapin diatas kasur ya.."
"Ohh.. oke sayang"
***
Keluar dari kamar mandi kulihat pakaian kerjaku sudah rapi, kemeja, dasi, celana.
Dia
menyiapkannya dengan baik dan sangat detail. Dasi, kemeja tak lupa ia
pasangkan dengan warna yang senada dan selalu membuatku merasa pantas
untuk mengenakannya.
Seketika kulihat kotak kecil berwarna
merah muda disamping lipatan kemejaku, bungkusnya rapi, seperti
bungkusan kado ulang tahun.
"Ulang tahunku bukan hari ini, kok ada kotak kecil?? Apa ya?"
Karena penasaran kubuka kotak itu, kulihat didalamnya ada secarik kertas kecil yang diujungnya ada 2 garis merah.
"Bukannya ini alat tes kehamilan??"
"Istriku hamil?" Ucapku dalam hati
Segera
kuberlari menghampiri istriku. Menanyakan ttg apa yang sesungguhnya
terjadi. Dan diapun menganggukkan kepala seraya mengusap perutnya
"Ya mas, aku hamil"
"Sudah 3 minggu"
Sungguh tak bisa kusembunyikan rasa bahagiaku. Aku akan segera menjadi ayah, kami akan mempunyai anak.
Sungguh Tuhan mengabulkan doa kami tepat pada waktunya.
Kukecup keningnya, kupegang perut yang didalamnya terkandung janin anakku.
"Kau cantik hari ini sayang.."
"Jaga baik2 buah hati kita ya.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar